Inilah Perbandingan Kasus Corona Sebelum-Selama PPKM Darurat di Mojokerto Raya

Penyebaran COVID-19 selama PPKM darurat di Mojokerto Raya memburuk dibanding 18 hari sebelumnya. Selain itu, tingkat kesembuhan (Recovery rate) pasien Corona juga terus anjlok.

Informasi yang dihimpun oleh suarajawatimur.com, Berdasarkan data yang dirilis Pemprov Jatim, kasus COVID-19 di Kabupaten Mojokerto bertambah 644 selama 18 hari sebelum PPKM darurat diterapkan. Yakni dari 2.528 warga positif Corona pada 15 Juni menjadi 3.172 kasus pada 2 Juli. Rata-rata kasus bertambah 35,77 jiwa per hari. Pasien yang meninggal dunia bertambah 5 orang dari 72 menjadi 79.

Pada periode yang sama, di Kota Mojokerto bertambah 452 kasus COVID-19. Yaitu dari 2.709 kasus pada 15 Juni menjadi 3.161 kasus pada 2 Juli. Rata-rata warga yang terinfeksi Corona bertambah 25,11 orang per hari dan pasien meninggal dunia bertambah 22 jiwa dari 187 menjadi 209.

Lonjakan kasus COVID-19 di wilayah Mojokerto Raya justru memburuk selama 18 hari PPKM darurat. Warga Kabupaten Mojokerto yang terinfeksi Corona bertambah 1.468 jiwa. Yaitu dari 3.229 kasus pada 3 Juli menjadi 4.697 kasus pada 20 Juli. Rata-rata penambahan kasus 81,55 jiwa per hari dan pasien yang meninggal dunia bertambah 45 jiwa dari 79 menjadi 124.

Baca juga:
PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Sampai Kapan? Ini Kabar Terbarunya
Selama PPKM darurat 3-20 Juli terjadi penambahan 516 kasus Corona di Kota Mojokerto. Lonjakan kasus di kota yang hanya mempunyai 3 kecamatan ini memang tak seburuk di Kabupaten Mojokerto. Rata-rata warga yang terinfeksi COVID-19 bertambah 28,66 jiwa per hari dan pasien yang meninggal dunia bertambah 5 orang dari 212 menjadi 217.

Artinya, lonjakan penyebaran virus Corona pada masa PPKM darurat 3-20 Juli di Bumi Majapahit mencapai 227,95 persen dibandingkan periode 18 hari sebelumnya 15 Juni-2 Juli. Sedangkan lonjakan kasus di Kota Mojokerto mencapai 114,15 persen.

Tidak hanya itu, tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Mojokerto Raya juga terus anjlok. Dalam 18 hari sebelum PPKM darurat di Kabupaten Mojokerto, recovery rate (RR) pasien turun 13,34 persen dari 94,9 persen pada 15 Juni menjadi 81,56 persen pada 2 Juli.

Tingkat kesembuhan pasien di Bumi Majapahit kembali turun 5,3 persen selama PPKM darurat, dari 80,18 persen pada 3 Juli menjadi hanya 74,88 persen pada 20 Juli. Artinya, dari setiap 100 pasien COVID-19, yang berhasil sembuh 74,88 jiwa.

Kondisi serupa terjadi di Kota Mojokerto. Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 anjlok 10,16 persen dalam kurun waktu 18 hari sebelum PPKM darurat. Yaitu dari 91,47 persen pada 15 Juni menjadi 81,31 persen pada 2 Juli. RR pasien Corona di Kota Mojokerto kembali anjlok sebesar 2,11 persen pada masa PPKM darurat, dari 80,69 persen pada 3 Juli menjadi 78,58 persen pada 20 Juli.

Saat ini, jumlah kasus aktif COVID-19 di Kabupaten Mojokerto mencapai 1.056 jiwa. Total pasien yang berhasil sembuh 3.517 jiwa. Sedangkan kasus aktif di Kota Mojokerto kini mencapai 578 jiwa. Total pasien sembuh 2.917 jiwa.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr Langit Kresna Janitra menjelaskan, lonjakan kasus COVID-19 di wilayahnya terlihat besar selama PPKM darurat akibat sistem auto rilis. Sistem ini membuat semua pemegang KTP Kabupaten Mojokerto yang terinfeksi Corona masuk ke data kasus COVID-19 Kabupaten Mojokerto.

“Orang dengan KTP Mojokerto tinggal di mana saja masuk data pasien Kabupaten Mojokerto. Menurut saya (lonjakan kasus sebelum dan selama PPKM darurat) sama saja. Yang membuat kelihatan banyak karena auto rilis sejak sekitar 4 hari lalu,” terangnya.

Baca juga:
Travel Gelap dari Jateng Tujuan Surabaya Diputar Balik di Ponorogo
Sistem auto rilis, kata dr Langit, juga berdampak pada angka tingkat kesembuhan pasien Corona di Kabupaten Mojokerto. “Sebenarnya tidak ada perubahan, (tingkat kesembuhan pasien) tetap tinggi. Karena tingkat rilisnya banyak sehingga tertutup itu kan. Menurut saya sama saja,” cetusnya.

Sementara Jubir Satgas COVID-19 Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo berpendapat, terjadi tren penurunan kasus harian Corona di wilayahnya selama PPKM darurat. Berdasarkan data grafis dari Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, warga yang terinfeksi Corona memang sempat bertambah setiap harinya selama tiga hari berturut-turut 3-5 Juli. Yakni masing-masing 24 orang, 34 orang dan 70 orang.

Kasus harian kemudian turun pada 6-11 Juli. Setiap harinya penambahan kasus baru COVID-19 masing-masing 37, 22, 22, 18, 1 dan 0. Namun, grafik kembali naik mulai 12 Juli. Kasus Corona baru bertambah 17 pada 12 Juli, 43 kasus pada 13 Juli dan 61 kasus pada 14 Juli. Barulah pada 15-20 Juli grafik penambahan kasus harian terus turun. Yakni 49, 42, 37, 30, 11 dan 21 kasus.

“Pada 5-11 Juli mengalami penurunan kasus harian, setelah itu ada kenaikan sampai 14 Juli dan selanjutnya mengalami penurunan hingga 20 Juli,” tandasnya.(tim/Sam)

Redaksi : Suara Jawa Timur
Sumber : Detik.com (Naskah Berita Asli)

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5651411/ini-perbandingan-kasus-corona-sebelum-selama-ppkm-darurat-di-mojokerto-raya?single=1

Penyebaran COVID-19 selama PPKM darurat di Mojokerto Raya memburuk dibanding 18 hari sebelumnya. Selain itu, tingkat kesembuhan (Recovery rate) pasien Corona juga terus anjlok.

Informasi yang dihimpun oleh suarajawatimur.com, Berdasarkan data yang dirilis Pemprov Jatim, kasus COVID-19 di Kabupaten Mojokerto bertambah 644 selama 18 hari sebelum PPKM darurat diterapkan. Yakni dari 2.528 warga positif Corona pada 15 Juni menjadi 3.172 kasus pada 2 Juli. Rata-rata kasus bertambah 35,77 jiwa per hari. Pasien yang meninggal dunia bertambah 5 orang dari 72 menjadi 79.

Pada periode yang sama, di Kota Mojokerto bertambah 452 kasus COVID-19. Yaitu dari 2.709 kasus pada 15 Juni menjadi 3.161 kasus pada 2 Juli. Rata-rata warga yang terinfeksi Corona bertambah 25,11 orang per hari dan pasien meninggal dunia bertambah 22 jiwa dari 187 menjadi 209.

Lonjakan kasus COVID-19 di wilayah Mojokerto Raya justru memburuk selama 18 hari PPKM darurat. Warga Kabupaten Mojokerto yang terinfeksi Corona bertambah 1.468 jiwa. Yaitu dari 3.229 kasus pada 3 Juli menjadi 4.697 kasus pada 20 Juli. Rata-rata penambahan kasus 81,55 jiwa per hari dan pasien yang meninggal dunia bertambah 45 jiwa dari 79 menjadi 124.

Baca juga:
PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Sampai Kapan? Ini Kabar Terbarunya
Selama PPKM darurat 3-20 Juli terjadi penambahan 516 kasus Corona di Kota Mojokerto. Lonjakan kasus di kota yang hanya mempunyai 3 kecamatan ini memang tak seburuk di Kabupaten Mojokerto. Rata-rata warga yang terinfeksi COVID-19 bertambah 28,66 jiwa per hari dan pasien yang meninggal dunia bertambah 5 orang dari 212 menjadi 217.

Artinya, lonjakan penyebaran virus Corona pada masa PPKM darurat 3-20 Juli di Bumi Majapahit mencapai 227,95 persen dibandingkan periode 18 hari sebelumnya 15 Juni-2 Juli. Sedangkan lonjakan kasus di Kota Mojokerto mencapai 114,15 persen.

Tidak hanya itu, tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Mojokerto Raya juga terus anjlok. Dalam 18 hari sebelum PPKM darurat di Kabupaten Mojokerto, recovery rate (RR) pasien turun 13,34 persen dari 94,9 persen pada 15 Juni menjadi 81,56 persen pada 2 Juli.

Tingkat kesembuhan pasien di Bumi Majapahit kembali turun 5,3 persen selama PPKM darurat, dari 80,18 persen pada 3 Juli menjadi hanya 74,88 persen pada 20 Juli. Artinya, dari setiap 100 pasien COVID-19, yang berhasil sembuh 74,88 jiwa.

Kondisi serupa terjadi di Kota Mojokerto. Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 anjlok 10,16 persen dalam kurun waktu 18 hari sebelum PPKM darurat. Yaitu dari 91,47 persen pada 15 Juni menjadi 81,31 persen pada 2 Juli. RR pasien Corona di Kota Mojokerto kembali anjlok sebesar 2,11 persen pada masa PPKM darurat, dari 80,69 persen pada 3 Juli menjadi 78,58 persen pada 20 Juli.

Saat ini, jumlah kasus aktif COVID-19 di Kabupaten Mojokerto mencapai 1.056 jiwa. Total pasien yang berhasil sembuh 3.517 jiwa. Sedangkan kasus aktif di Kota Mojokerto kini mencapai 578 jiwa. Total pasien sembuh 2.917 jiwa.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr Langit Kresna Janitra menjelaskan, lonjakan kasus COVID-19 di wilayahnya terlihat besar selama PPKM darurat akibat sistem auto rilis. Sistem ini membuat semua pemegang KTP Kabupaten Mojokerto yang terinfeksi Corona masuk ke data kasus COVID-19 Kabupaten Mojokerto.

“Orang dengan KTP Mojokerto tinggal di mana saja masuk data pasien Kabupaten Mojokerto. Menurut saya (lonjakan kasus sebelum dan selama PPKM darurat) sama saja. Yang membuat kelihatan banyak karena auto rilis sejak sekitar 4 hari lalu,” terangnya.

Baca juga:
Travel Gelap dari Jateng Tujuan Surabaya Diputar Balik di Ponorogo
Sistem auto rilis, kata dr Langit, juga berdampak pada angka tingkat kesembuhan pasien Corona di Kabupaten Mojokerto. “Sebenarnya tidak ada perubahan, (tingkat kesembuhan pasien) tetap tinggi. Karena tingkat rilisnya banyak sehingga tertutup itu kan. Menurut saya sama saja,” cetusnya.

Sementara Jubir Satgas COVID-19 Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo berpendapat, terjadi tren penurunan kasus harian Corona di wilayahnya selama PPKM darurat. Berdasarkan data grafis dari Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, warga yang terinfeksi Corona memang sempat bertambah setiap harinya selama tiga hari berturut-turut 3-5 Juli. Yakni masing-masing 24 orang, 34 orang dan 70 orang.

Kasus harian kemudian turun pada 6-11 Juli. Setiap harinya penambahan kasus baru COVID-19 masing-masing 37, 22, 22, 18, 1 dan 0. Namun, grafik kembali naik mulai 12 Juli. Kasus Corona baru bertambah 17 pada 12 Juli, 43 kasus pada 13 Juli dan 61 kasus pada 14 Juli. Barulah pada 15-20 Juli grafik penambahan kasus harian terus turun. Yakni 49, 42, 37, 30, 11 dan 21 kasus.

“Pada 5-11 Juli mengalami penurunan kasus harian, setelah itu ada kenaikan sampai 14 Juli dan selanjutnya mengalami penurunan hingga 20 Juli,” tandasnya.(tim/Sam)

Redaksi : Suara Jawa Timur
Sumber : Detik.com (Naskah Berita Asli)

Support by : PT Media Cakrawala FM

Baca juga :