Usai Adu Mulut Dengan Istri Via Telpon, Laki-laki Blitar Ini Putuskan Gantung Diri

Seorang laki laki di Blitar ditemukan dalam keadaan tergantung tali tambang di ruang tamu rumahnya Jumat pagi (26/3), korban diduga bunuh diri usai adu mulut dengan istrinya via telepon.

Informasi yang dihimpun oleh suarajawatimur.com, mayat tersebut merupakan Budi Widodo (39) warga Desa Kebonduren, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Leher Budi terjerat tali tambang warna biru dengan ujung lain terikat pada blandar kayu langit-langit rumah.

Diduga bunuh diri,” ujar Kasubag Humas Polres Blitar Kota Iptu Ahmad Rochan, Jumat (26/3).

Peristiwa dugaan gantung diri tersebut diketahui Jumat pagi saat saksi yang juga kakak kandung Budi, penasaran melihat rumah adiknya masih tertutup.

Budi sehari-hari hidup sendirian sejak istrinya menjadi buruh migran di Hongkong, dan anak anaknya memilih tinggal di wilayah Srengat. Budi praktis mengurusi kebutuhannya sendiri. Saksi yang bertempat tinggal satu lingkungan, kata Rochan, kemudian mendatang rumah korban.

“Sebelum masuk, saksi mengintip melalui sela sela jendela rumah,” kata Rochan. Saksi sontak kaget. Dari sela jendela, penglihatannya melihat pemandangan adiknya dalam posisi menggantung. Seketika saksi berteriak memanggil saudara yang lain, termasuk tetangga.

Semua berdatangan. Begitu masuk ke dalam ruang tamu, mereka melihat tubuh Budi melayang di atas lantai dengan batang leher terjerat tali. Di sebelahnya, meja buffet dalam posisi bergeser. Sebelum menjalankan aksinya, diduga korban memakai buffet tersebut sebagai pijakan.

“Begitu tiba di lokasi kejadian, petugas langsung melakukan olah TKP,” kata Rochan. Dari pemeriksaan sementara, petugas tidak menemukan tanda kekerasan. Penyebab kematian korban diduga murni bunuh diri. Dari keterangan sejumlah saksi, korban dalam keadaan sehat.

Yang bersangkutan tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Budi juga tidak pernah berselisih dengan orang lain. Namun informasinya, Budi sebelumnya sempat cekcok dengan istrinya yang saat ini menjadi TKW di Hongkong. Adu mulut tersebut berlangsung melalui saluran telepon selular.

Hanya saja, belum diketahui apa yang mereka pertengkarkan. “Dalam pemeriksaan tidak ditemukan tanda bekas kekerasan,” papar Rochan. Sementara atas permintaan keluarga yang menerima peristiwa yang terjadi sebagai musibah, jenazah korban langsung dimakamkan.

Pihak keluarga membuat surat pernyataan yang disaksikan perangkat desa. Dengan adanya surat pernyataan tersebut, petugas tidak melakukan proses autopsi terhadap jenazah korban. (Mya/tim)

Redaksi : Suara Jawa Timur
Sumber : Sindonews.com (Naskah Berita asli)

Support by : PT Media Cakrawala FM

Baca juga :