Ramai dikunjungi Peziarah, Rumah Mewah Bak Istana Ini Juga Miliki Rumah Ibadah 5 Agama

Rumah megah bak istana milik almarhum KH Aly Murshid instagramable dan ramai menjadi jujugan para peziarah. Ternyata, di sini juga terdapat tempat ibadah dari agama lain.

Awalnya, rumah yang berlokasi di Desa Bulakrejo, Kecamatan Balerejo, Madiun, ini hanya terdapat musala tempat beribadah umat Islam. Namun seiring dengan pengembangannya, kini juga ada bangunan tempat ibadah berbagai agama di Indonesia.

Rumah ibadah dari sejumlah agama ini juga terlihat berdampingan. Setiap rumah ibadah dibangun dengan ciri khas dan ornamen menarik.

“Jadi di lokasi ini tidak hanya ada tempat ibadah umat Islam saja. Tetapi juga dibangunkan tempat ibadah untuk umat agama lain, Kristen, Hindu, Budha, Katolik, jadi lokasi ini merupakan tempat bertujuan untuk saling menjaga toleransi antar umat beragama,” kata Kepala Desa Bulakrejo Muhammad Jaenuri, Senin (29/11/2021).

Jaenuri menuturkan, kini di bangunan utama hanya dihuni H. Aly Muslich (58). yang merupakan famili KH Aly Murshid. Rencananya lantai dua bangunan utama akan dibuat kantor yayasan pondok pesantren.

“Bangunan utama dua lantai ini yang menempati hanya Pak Aly Muslich sendirian karena belum menikah. Rencananya nanti yang lantai dua akan dibuat kantor yayasan ponpes karena sudah persiapan juga ada tanah kosong masih sekitar 1,5 hektar di samping di wakafkan untuk yayasan Ponpes Hafiz Quran,” papar Jaenuri.

Lokasi rumah kiai di Madiun ini cukup strategis. Pengunjung dari luar kota, tepatnya dari gerbang Tol Madiun bisa berbelok ke kiri arah Caruban sekitar 10 Km. Namun lokasi ini sebenarnya dekat dengan Gerbang Tol Caruban yang hanya berjarak 2 Km. Namun terkendala akses jalan yang harus menyeberang sungai dengan jembatannya belum memadai.

“Semoga nanti ada akses jalan dari Gerbang Tol Caruban agar lebih dekat. Soalnya kalau tidak ada akses memadai jembatan di desa kami dari akses Tol Caruban memutar jauh ke timur,” jelas Jaenuri.

“Kami berharap pihak Pemkab Madiun bisa segera merealisasikan jembatan dan jalan akses dari gerbang Tol Caruban ke lokasi wisata religi ini,” harapnya.

Kompleks ‘istana’ megah ini dibangun di tanah seluas sekitar 2.000 meter persegi. Pada tahun 2007, Almarhum KH.Aly Murshid meninggal di usia 70 tahun. Dia tidak memiliki istri dan anak. Sebelum meninggal, lanjut Zainuri, almarhum berpesan agar jenazahnya dimakamkan di tanah rumahnya sendiri. Dia juga ingin rumahnya diwakafkan.

Jaenuri mengisahkan, KH Aly Murshid mulai melakukan pembangunan rumah ini secara bertahap mulai tahun 1986. Tak hanya mengunjungi bangunan ini, para peziarah juga berdoa di pusara makam KH. Aly Murshid. Makam tersebut terlihat indah dengan hiasan pernak-pernik batu permata kecil berwarna hijau.

Di dalam area makam juga terdapat sebuah patung dewi Kwan Im selain bangunan pura menjulang tinggi. Sebelum pandemi COVID-19, makam ini selalu ramai terutama di hari Jumat dan saat libur.

Lokasi bangunan berada di pinggir sawah. Dari jalan desa, bangunan ini sudah terlihat megah. Saat masuk, ada gerbang utama berwarna putih yang berdiri kokoh dengan lebar sekitar 7 meter dengan.

Bagian kanan dan kiri gapura, masing-masing ada enam tiang. Lalu, di atas gerbang terdapat dua patung harimau yang saling berhadapan. Selain itu, ada pula sebuah bola dunia yang berada di tengahnya yang melambangkan toleransi umat beragama di dunia.

Mengunjungi rumah ini bagaikan masuk ke sebuah kompleks istana megah. Mata dimanjakan arsitektur bangunan bertingkat dua dengan tiang menjulang yang kokoh, dipadu aksen bata berwarna krem yang menambah kesan mewah.

Di sebelah bangunan, ada pula sebuah kolam ikan, lengkap dengan jembatan dan tumbuhan hijau yang menambah asri suasana.

 

(Tim/Sam)

 

Support by : PT Media Cakrawala FM

Baca juga :