Ahli: Tidak Semua Virus Corona Baru di Kelelawar Bisa Menginfeksi Manusia

Sumber:cnnindonesia.com


Ahli kesehatan hewan Tri Satya Naipospos membenarkan kelelawar memiliki ribuan virus yang berbeda di dalam tubuhnya. Hal itu merespon penemuan enam virus corona baru pada pada tiga spesies kelelawar di Myanmar.

Namun, dia berkata tidak semua virus pada kelelawar bisa menginfeksi manusia. Hanya jenis alpha dan beta yang mampu menginfeksi manusia.

“Sejauh ini, alpha dan beta yang mampu menginfeksi manusia,” ujar Tri, Jumat (17/4).

Tri menuturkan penelitian terhadap virus yang ada di dalam tubuh kelelawar sudah dilakukan oleh banyak pihak sejak 15 tahun lalu. Dia berkata para peneliti mencoba menemukan virus-virus yang ada di kelelawar, termasuk juga di Indonesia.

Beberapa penelitian pada kelelawar yang dilakukan di Indonesia, misalnya melalui program USAID PREDICT oleh Pusat Studi Primata IPB dan juga oleh FKH IPB sendiri. Namun, dia berkata belum banyak publikasi para peneliti Indonesia yang diterbitkan.

“Sejauh ini ada 2 artikel di jurnal ilmiah, itu yang saya ketahui. Kedua artikel juga menyebutkan penemuan virus-virus corona dan virus-virus lain,” ujarnya.

Di sisi lain, Tri menyampaikan analisis genetik digunakan untuk melihat kesamaan atau homologi virus kelelawar satu dengan lainnya. Dalam mekanisme itu, virus yang ditemukan bisa masuk satu cluster tertentu tergantung dari sekuens atau urutan genom dari virus tersebut.

“Sama seperti di Indonesia, yang ditemukan di Myanmar masuk ke dalam kelompok alphacoronavirus dan betacoronavirus,” ujar Tri.

Sebelumnya, gabungan peneliti internasional menemukan ada enam virus corona baru pada tiga spesies kelelawar yang berkeliaran di tiga lokasi di Myanmar. Temuan itu hasil analisa 464 sampel air liur dan guano (kotoran kelelawar) dari 11 spesies kelelawar berbeda.

Sampel-sampel itu mereka dapatkan dari tiga lokasi yang mana manusia berinteraksi dekat dengan kelelawar.

Berdasarkan hasil studi, virus corona baru ditemukan di tiga spesies kelelawar yaitu Scotophilus heathii, Chaerephon plicatus, dan Hipposideros larvatus. Sementara nama-nama virus corona baru sesuai urutan spesies ialah PREDICT-Cov-90, PREDICT-Cov-47 dan 82, lalu PREDICT-Cov-92, 93, dan 96.

“Banyak virus corona baru yang kemungkinan tidak terlalu berisiko bagi manusia, maka kami akan mengindetifikasi lebih lanjut untuk menyelidiki potensi ancaman virus-virus ini,” kata Director of The Smithsonian’s Global Health, Suzan Murray.

Guna mengetahui lebih lanjut terkait studi ini, Anda bisa mengakses jurnal ilmiah berjudul Detection of Novel Coronaviruses in Bats in Myanmar di alamat https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0230802.

Pada bagian atas jurnal ilmiah itu, tertulis ‘Peer-Reviewed’ yang memiliki maksud karya ilmiah telah diulas oleh rekan sejawat atau pakar di bidang kajian yang sama sebelum layak untuk dipublikasikan.

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200417160618-203-494601/video-astronaut-kembali-ke-bumi-di-tengah-pandemi-corona

Support by : PT Media Cakrawala FM

Baca juga :