Meninggalnya seorang mahasiswa Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya asal Dusun Pudakpolo, Desa Puloniti, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto yang diduga dianiaya seniornya di kampus membuat pihak kampus buka suara.
Heru Widada, Direktur Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya mengatakan, pihak kampus mengaku berduka dengan meninggalnya salah satu mahasiswanya yang bernama Muhamamad Rio Ferdinan Anwar,
Heru juga mengatakan, pihaknya bersama civitas Poltekpel juga sudah bertemu dengan pihak keluaraganya dan sempat menghadiri proses pemakaman korban di Mojokerto. Dan terkait kasus ini, pihak kampus menyerahkan proses hukum ini ke pihak kepolisian.
“Sekali lagi, kami dari civitas akademika Politeknik Pelayaran Surabaya dan badan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perhubungan, menyampaikan duka cita mendalam, atas meninggalnya anak didik kami,” ungkapnya.
Kata Heru, segenap civitas Poltekpel juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Ia juga berharap kejadian tersebut tak terulang dan akan mengevaluasi seluruh kegiatan yang ada.
“Kami menyampaikan permohonan maaf atas kejadian ini. Dan menyampaikan duka cita yang mendalam. Dan mudah mudahan ini tidak terulang lagi dan menjadi pembelajaran juga evaluasi secara menyeluruh terhadap seluruh kegiatan yang ada di Poltekpel Surabaya,” jelas Heru.
Heru juga menyampaikan bahwa, saat ini kasus kematian korban tengah diselidiki oleh pihak polisi yakni Polrestabes Surabaya.(tim/sma)