Satu Keluarga di Surabaya Meninggal Diduga Karena Covid-19, Ini Ceritanya

Saat di rumah sakit, kondisi kakak pertama DW tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda membaik. Menurut DW saat dirawat di RS PHC, kakaknya mengalami gagal nafas dan sempat dipasang ventilator.

“Setelah dicek, ternyata detak jantung bayi di kandungan kakak saya sudah gak ada,” ujarnya.

Pada Jumat (29/5), ke-2 orang tua DW dibawa ke Rumah Sakit Islam Jemursari. Saat itu, ayah DW tiba-tiba kehilangan kesadarannya dan mengalami diare. Sementara ibu DW mengalami meriang, batuk, dan sesak nafas.

Setelah sehari menjalani perawatan di rumah sakit tersebut, DW harus menerima kenyataan pahit bahwa ayahnya meninggal dunia pada Sabtu (30/5).

“Sempat dirapid test hasilnya reaktif, tapi belum diswab, sehingga meninggalnya dengan status PDP. Gak lama, kakak saya yang meninggal pada Minggu (31/5) dini hari,” jelasnya.

“Meninggalnya pukul 02.00 WIB. Tapi kakak saya sudah sempat menjalani tes swab. Swab kakak saya tanpa sepengetahuan keluarga. Tiba-tiba beberapa hari kemudian mendapat telepon dari puskesmas, kalau hasil swab kakak saya positif,” lanjut DW.

Pada Selasa (2/6), giliran ibu DW yang meninggal. Sama seperti ayahnya, ibu DW juga belum sempat diswab, meski sempat menjalani rapid test dengan hasil reaktif.

Adanya satu keluarga yang meninggal di Gubeng Kertajaya IX membuat Pemkot Surabaya bertindak. Sebanyak 69 warga di gang tersebut dirapid test. Hasilnya, 5 warga reaktif.

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :