Hari kedua kata Joni, mobil PCR distandbykan di rumah sakit darurat atau rumah sakit lapangan. Sebelummnya pada sore harinya sudah diskusi bagaimana besok mobil PCR ini bekerja, karena banyak sekali yang minta.
“Dan kita tahu di Tulungagung dan Lamongan sasarannya juga banyak,” ujarnya.
dr Joni menambahkan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya menugaskan stafnya bernama Bu Deni.
“Tapi Bu Deni tidak menyampaikan, hari ini acaranya Surabaya apa. Sehingga mobil kita kirim ke Lamongan dan Tulungagung. Di tengah perjalanan ternyata pagi-pagi beliau telpon ke saya minta mobil keduanya berada di Surabaya. Padahal di Lamongan dan Tulungagung sudah siap mereka,” urainya.
“Saya sudah bilang, besok saja bu. Karena ini sudah janjian di Tulungagung dan Lamongan. Saya ngomongnya datar-datar saja, besok pagi kita acarakan lagi maksudnya. Dan besok pagi, tadi sudah diskusi lagi dengan Bu Deni dan Pak Kabagops, besok direncanakan keduanya (mobil PCR) ada di Surabaya,” terangnya.
Mobil PCR besok akan beroperasi di Rumah Sakit dr Soewandhi rencananya 100 sampel dan di Rumah Sakit Husada Utama 100 sampel. Kemudian di Kampung Tangguh dan di rumah sakit darurat di Jalan Indrapura.
“Ini baru rencana untuk besok. Tapi satu mobil (PCR) ini belum pulang. Di Lamongan banyak, jadi mobilnya belum pulang. Jadi begitu berat memang tugas mereka,” paparnya.
Mobil lab PCR itu memang memiliki kapasitas hingga 600 sampel. Namun dengan pengamatan seperti melakukan swab, jika dipaksa 600 bisa capai petugasnya.