Pemerintah China telah menyetujui dua kandidat vaksin virus corona Covid-19 untuk dilakukan uji klinis. Jika sukses obat ini digunakan untuk vaksinasi skala besar.
Dua kandidat vaksin corona ini dikembangkan oleh Wuhan Institute of Biological Product di bawa China National Parmaceutical Group (Sinopharm) dan Sinovac Reserch And Development Co Ltd yang berpusat di Beijing. Uji klinis kedua vaksin ini sudah mulai dilaksanakan, seperti dilansir dari Xinhua, Minggu (19/4/2020)
Kedua vaksin Ini adalah vaksin Covid-19 batch pertama China yang tidak aktif yang telah mendapatkan persetujuan uji klinis. Menggunakan mikroorganisme patogen yang dibunuh untuk meningkatkan imunogenisitas, vaksin yang tidak aktif memiliki keunggulan proses produksi yang matang, standar kualitas yang terkendali, dan rentang perlindungan yang luas.
Vaksin ini dapat digunakan untuk vaksinasi skala besar, dan keamanan serta efektivitasnya dapat dinilai dengan standar yang diterima secara internasional.
China telah meletakkan dasar yang kuat untuk penelitian dalam vaksin tidak aktif selama beberapa tahun terakhir. Vaksin yang tidak aktif telah banyak digunakan untuk memerangi hepatitis A, influenza, hingga penyakit poliomielitis.
Menurut sumber dari Sinopharm, perusahaan telah mengalokasikan satu miliar yuan (sekitar US$ 142 juta) untuk penelitian dan pengembangan vaksin dengan dua pendekatan teknologi. Selain vaksin tidak aktif yang disetujui, perusahaan juga mengerjakan vaksin tidak aktif lainnya dan vaksin rekayasa genetika.
Adapun Vaksin Sinovac yang tidak aktif telah menunjukkan reaksi netralisasi silang yang baik terhadap berbagai jenis Covid-19 di dalam dan luar negeri.
China mengadopsi lima pendekatan teknologi untuk mengembangkan vaksin Covid-19, termasuk vaksin tidak aktif, vaksin protein rekombinan, vaksin vektor adenovirus, vaksin asam nukleat dan vaksin menggunakan virus influenza yang dilemahkan sebagai vektor.
Vaksin adenovirus rekombinan yang dikembangkan oleh Institute of Military Medicine di bawah Akademi Ilmu Militer memulai uji klinis pada 16 Maret.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200419093720-37-152925/bukti-china-terdepan-dalam-bikin-vaksin-corona-lampaui-as