Aplikasi Ponsel Pintar Dapat Lacak Orang Positif Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Aplikasi ponsel lacak orang positif corona/sumber: cnnindonesia.com


Sejumlah perusahaan teknologi dan pemerintah negara-negara yang terjangkit virus corona SARS-CoV-2 (Covid-19) saat ini tengah berlomba-lomba untuk menekan pandemi virus baru ini. Salah satu caranya ialah memanfaatkan teknologi yang ada di dalam ponsel untuk melacak pergerakan penderita Covid-19.

Misal di Indonesia, sudah ada aplikasi untuk melacak pasien positif Covid-19 yang diberi nama PeduliLindungi. Aplikasi ini pun sudah resmi dirilis di Google Play Store bagi pengguna Android.

Bekerjasama dengan para operator seluler, lokasi pasien akan ditelusuri selama14 hari ke belakang, melacak lokasi saat ini, dan mencegah pasien melewati wilayah karantina. Aplikasi PeduliLindungi memanfaatkan fitur bawaan ponsel yaitu navigasi berbasis satelit Global Positioning System (GPS).

Dua perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Apple dan Google juga memanfaatkan aplikasi GPS dan fitur lainnya untuk membantu pemerintah AS melacak pasien positif Covid-19.

Berikut penjelasan singkat metode yang dimanfaatkan perusahaan teknologi maupun pemerintah untuk melacak pasien Covid-19, seperti dikutip The Register:

1. GPS
GPS merupakan aplikasi bawaan ponsel yang salah satu manfaatnya ialah bisa mengarahkan pengguna ke satu alamat yang ingin mereka tuju. Manfaat lain, dengan menggunakan GPS, pengguna dapat melacak ponsel mereka ketika dicuri.

Menyoal pemanfaatan GPS saat pandemi virus corona, jika pengembang menerima laporan dari seseorang yang terjangkit Covid-19, maka mereka akan mengumpulkan semua data kemudian dianalisis secara komprehensif.

Data-data tersebut berisi data perjalanan penderita sehingga pengembang bakal memperingatkan orang-orang yang berada dekat dengan penderita untuk melakukan upaya isolasi diri di rumah, demi mencegah penyebaran lebih lanjut.

Ambil contoh, pemerintah Korea Selatan membuat aplikasi berbasis GPS yang mana mereka bisa memastikan warganya tidak meninggalkan area karantina.

2. Kode QR (Quick Response/QR Code)
Selain GPS, metode QR Code atau Kode QR juga dimanfaatkan untuk melacak pasien Covid-19. Beberapa negara seperti China, Hong Kong, dan Rusia sudah lebih dulu mengimplementasikan metode ini.

Caranya, masyarakat mesti memindai kode yang ditempatkan di sejumlah tempat-tempat umum. Setelah itu data pemindaian akan dikirim ke server pusat.

Nantinya, pengelola server bakal diberikan data rincian lokasi-lokasi yang pernah dikunjungi. Lalu bisa juga langsung melacak apakah ia terjangkit virus corona atau tidak.

Meski begitu metode ini juga memiliki kelemahan misalnya, ada seseorang positif Covid-19 di salah satu gedung, bukan berarti orang-orang di sekitarnya juga terjangkit. Hal ini mesti dikaji lebih lanjut, apakah ia berkontak dekat dengan penderita atau tidak.

3. Bluetooth
Penggunaan Bluetooth didorong oleh dua perusahaan raksasa teknologi AS, yaitu Apple dan Google. Keduanya mengklaim bahwa metode ini sebagai solusi terbaik untuk melakukan pelacakan dan penelusuran pasien positif Covid-19.

Apple dan Google telah menerbitkan API (Application Programming Interface) yaitu perangkat lunak yang mengizinkan dua aplikasi terhubung satu sama lain, seperti dikutip laman resmi Apple.

Anda diharuskan untuk mengaktifkan Bluetooth, lalu pengelola akan mengumpulkan data dari perangkat Bluetooth lain yang dekat dengan Anda. Jika ada masyarakat yang terjangkit Covid-19, maka pengelola akan memberikan Anda peringatan untuk mengakarantina diri selama 14 hari.

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200414155946-185-493488/cara-kerja-aplikasi-ponsel-lacak-orang-positif-corona

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :