Jember – Sebuah mobil Daihatsu Ayla yang ditumpangi satu keluarga tertabrak kereta api di perlintasan sekitar Pasar Baratan, Kecamaran Patrang, Jember. Tak ada korban jiwa dari peristiwa itu. Semua penumpang sempat keluar mobil sebelum terjadi tabrakan.
“Mobil dikendarai suami beserta 3 orang keluarganya. Istri dan dua orang anak. Anaknya yang paling kecil umur sekitar 9 bulan. Semua selamat. Alhamdulillah,” kata Kanit Laka Satlantas Polres Jember Ipda Kukun Waluwi Hasanudin, Senin (12/10/2020).
Menurut Kukun, peristiwa terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu mobil yang dikendarai Kusno Sujarwadi itu melaju dari arah Barat.
Entah mengapa, ketika melewati perlintasan, mesin mobil tiba-tiba mati. Sementara tak berselang lama, ada tanda-tanda sebuah kereta api akan lewat.
“Saat mobil mati itu, otomatis mesin mobil mati, jadi pintu dibuka manual dan satu keluarga sempat keluar dari mobil. Setelah itu, mobilnya ditabrak dan terseret itu. Alhamdulillah semua aman,” terang Kukun.
Sedangkan mobil bernopol DK 1223 LM itu sempat terseret 15 meter setelah tertabrak KA Sri Tanjung yang melaju dari arah Banyuwangi menuju Jember. Mobil sempat terlempar ke semak-semak dekat bahu jalan rel.
Mobil mengalami ringsek di bagian depan. Sedangkan KA Sri Tanjung kemudian melanjutkan perjalanan setelah sempat berhenti.
Pengemudi mobil, Kusno mengatakan, dia bersama keluarganya waktu itu sedang perjalanan pulang dari kawasan tempat wisata Rembagan. Dia tidak tahu mengapa tiba-tiba mesin mobil mati saat melewati perlintasan.
“Saya baru pulang dari menginap di (tempat wisata) Rembangan, bersama dengan istri dan kedua anak saya. Saat diperlintasan rel kondisi pintu perlintasan tidak ditutup, dan dari arah berlawanan ada mobil Datsun berpapasan dengan mobil saya saat itu,” kata Kusno.
“Mesin mati dan tidak bisa hidup, kereta saat itu sudah dekat dan langsung menabrak (mobil) saya. Tidak tahu terseret berapa meter, tahu-tahu sudah di semak-semak dan dibantu warga keluar dari mobil,” ujarnya.
“Alhamdulillah saya, istri, kedua anak saya selamat. Yang kepikiran yang paling kecil umur 9 bulan. Tapi Alhamdulillah semua selamat,” sambung warga Kecamatan Ambulu ini.
Penjaga perlintasan kereta api, Suto mengakui jika saat kejadian pintu palang perlintasan tidak ditutup. Alasannya, kondisi lalu lintas kendaraan masih ramai.
Namun ketika pintu perlintasan hendak ditutup, ada mobil yang mesinnya mati di tengah rel. Suto pun kemudian berlari sambil membawa bendera memberi tanda ke masinis kereta.
“Maksud saya mengibarkan bendera itu agar berhenti keretanya. Karena ada mobil (ayla) itu. Keretanya jalan pelan itu, terus nabrak mobil itu, derrrrr dan mobilnya kena, tapi selamat semua,” katanya.
“Kalau tidak saya lari ke kereta ngasih tanda, ya melajunya kereta api kencang, gak tau wis. Tapi akhirnya kereta itu jalan pelan,” sambungnya.
Sumber: detik.com (naskah berita asli)