Banyuwangi – Nelayan di pesisir Lampon, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi menggelar tradisi petik laut. Tradisi ini digelar sebagai rasa syukur atas melimpahnya hasil laut selama setahun.
Petik Laut ini adalah warisan leluhur yang disebut sebagai sedekah masyarakat terhadap laut yang selama satu tahun menjadi tempat mereka mengais rezeki. Setiap tahun para nelayan setempat melaksanakan acara adat Petik Laut.
Sama dengan perayaan tradisi petik laut lainnya, mereka melarung sesaji ke tengah laut menggunakan perahu. Sesaji yang dilarung nelayan diangkut dengan menggunakan perahu mini. Sesaji tersebut kepala sapi serta sejumlah hasil bumi dan laut.
Ketua panitia petik laut Marsudi mengatakan, pihaknya telah merencanakan kegiatan ini selama satu bulan penuh, mengingat adanya pandemi Corona. Panitia pun berupaya menerapkan protokol kesehatan ketat.
“Semua yang terlibat ritual pasti memakai masker. Selain itu, penonton juga dibatasi,” kata Marsudi, Kamis (20/8/2020).
Selain larung sesaji, di lokasi tersebut juga diadakan selamatan dengan mengadakan wayang kulit. “Setelah pagelaran wayang kulit ini, kita langsung melarung sesaji,” ujarnya.
Marsudi menambahkan, tradisi ini di gelar untuk memohon kepada Tuhan agar para nelayan diberi keselamatan dan rezeki yang melimpah saat bekerja di laut.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang turut hadir dalam acara tersebut mengapresiasi kegiatan petik laut Lampon serta persiapan panitia penyelenggara yang mengadakan prosesi petik laut dengan protokol kesehatan.
“Setiap kegiatan keramaian maupun upacara keagamaan harus tetap menggunakan protokol kesehatan, dengan tetap menggunakan masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan,” kata Bupati Anas.
Pantai Lampon yang menjadi lokasi petik laut ini memiliki pemandangan yang cukup indah. Yakni dengan banyaknya pohon kelapa di pesisir pantainya.
Sumber: detik.com (dikutip sepenuhnya)