Mojokerto – Ledakan pabrik Bioetanol PT Energi Agro Nusantara (Enero) juga menewaskan satu pekerja. Saat ini korban tewas berada di kamar jenazah RSUD RA Basoeni, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto.
Kapolres Mojokerto Kota AKP Deddy Supriadi mengatakan, korban ledakan di PT Enero berjumlah 11 orang. Menurut dia, para korban bukan pekerja PT Enero, tapi karyawan perusahaan konstruksi yang sedang memasang pipa di lokasi ledakan.
“Korban 11 orang, luka bakar 10 orang, satu meninggal dunia. Mereka pekerja dari kontraktor yang bekerjasama dengan PT Enero, atau pihak ketiga,” kata Deddy kepada wartawan di IGD RSUD RA Basoeni, Senin (10/8/2020).
Korban tewas yakni Dian W (28), warga Desa Kemantren, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Jenazah korban telah dievakuasi ke kamar jenazah RSUD RA Basoeni.
“Yang meninggal dunia pekerja konstruksi juga. Sekarang dilakukan pemulasaraan jenazah di rumah sakit ini,” terang Deddy.
Sedangkan 10 korban selamat, lanjut Deddy, telah dievakuasi ke IGD RSUD RA Basoeni. Menurut dia, 10 korban tersebut menderita luka bakar.
“Luka bakarnya bervariasi, ada yang 40 persen ada yang 60 persen,” tandasnya.
Sebelumnya Dokter Jaga IGD RSUD RA Basoeni dr Sakri Agung menjelaskan, 3 korban ledakan pabrik Bioetanol PT Enero dirujuk ke RS Gatoel di Jalan Raden Wijaya, Kota Mojokerto. Mereka menderita luka bakar sekitar 65 persen. Yaitu di bagian kepala, kedua tangan, kaki dan punggung.
Ledakan terjadi di pabrik Bioetanol PT Enero, Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto sekitar pukul 15.15 WIB. Bagian yang meledak merupakan tangki penampungan bioetanol. Suara ledakan terdengar hingga radius 4 KM. Pasca ledakan, api membakar tangki dan area di sekitarnya.
Kerasnya suara dan getaran ledakan membuat warga sekitar pabrik berhamburan menyelamatkan diri. Sejumlah rumah penduduk di Dusun Sukosewu, Desa Gempolkrep rusak imbas dua kali ledakan besar tersebut. Mulai dari plafon runtuh, dinding retak, hingga kaca depan rumah pecah.