Probolinggo – Ratusan hektar ladang jagung di Kota Probolinggo diserang ulat grayak. Ulat dengan nama latin spdoptera exiagua ini menyerang tanaman jagung yang berusia 1 hingga 35 hari.
Sejak beberapa bulan terakhir ini, petani jagung di Kota Probolinggo mengeluh dengan serangan ulat grayak yang merusak daun tanaman jagungnya.
Salah satu hamparan sawah tanaman jagung yang terkena ulat grayak terbanyak ada di Kelurahan/Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.
Ulat yang juga disebut dengan ulat tentara ini dengan rakus menyerang atau memakan tanaman jagung sehingga hanya dalam hitungan 2 hari saja tanaman jagung rusak pada bagian daun jagung.
Ulat ini memakan daun jagung pada bagian pupus, sehingga pada saat usia bertambah, daun pupus yang dimakan akan membesar dan berlubang, menganggu proses pembuahan tongkol jagungnya.
Ukuran ulat ini tidak seperti ulat daun pada umumnya. Ukurannya lebih besar 2-3 sentimeter, dengan warna hijau kecoklatan serta tidak gatal di tangan bila terpegang atau tersentuh.
Nurul Ambiya, petani jagung setempat, mengatakan serangan ulat ini membuat kerugian mencapai Rp 5-6 juta di setiap seperempat hektarenya.
Berbagai upaya penyemprotan pestisida terus dilakukan dua kali dalam sehari. Namun ulat jenis ini lebih kuat, kebal, dan tidak mudah mati.
“Sejak sebulan terakhir, ulat menyerang tanaman jagung di wilayah Kota Probolinggo. Serangan ulat grayak ini membuat rugi petani per seperempat hektar, mencapai Rp 5-6,” ujar Nurul Ambiya, Kamis (16/7/2020).
Hal senada juga dikatakan Sutaman, petani jagung yang tanaman jagungnya banyak rusak. Dia sudah berusaha dengan melakukan penyemprotan berbagai merek pestisida, namun ulat grayak asal Amerika ini lebih kebal dan tidak mati.
“Sudah berbagai cara kami lakukan, salah satunya penyemprotan berbagai merek pestisida. Namun tak ada hasilnya. Alternatifnya, petani mengambil ulat grayak di tanaman, untuk dibuang, agar kerusakan daun tidak menjadi semakin parah,” kata Sutaman.
Sementara itu Sudiman, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Probolinggo mengatakan dari data yang ada, sudah 750 hektare ladang jagung yang diserang ulat ini.
“Kami akan melakukan monitoring dan melakukan riset untuk membasmi ulat ke bagian ahli hama,” kata Sudiman.