WTF ! Inilah satu di antara ungkapan sarkas dalam ujaran bahasa Inggris. Uniknya ungkapan ini jadi brand bersifat friendly bagi Syaiful dan Rani. Pasangan suami istri asal Mojokerto ini memilih WTF yang artinya Warkop Tuman Family. Warkop yang belum setahun ini, ramai dikunjungi anak muda Mojokerto untuk menikmati sajian kopi, wifi, tv.
WTF mengusung konsep warkop yang memadukan lesehan dan kursi. Berlokasi di pusat kota Suromulang Mojokerto, WTF menyajikan kopi Bara sebagai sajian utamanya. Kopi produksi PT. Ganesha Mandiri Bhakti ini menjadi menu kopi yang disuka pengunjung WTF yang datang dari semua level usia.
Syaiful pemilik WTF mengatakan, “Kopi Bara punya karakteristik kopi berkualitas. Kopi ini menghasilkan aroma dan cita rasa yang disuka penikmat kopi. Para pengunjung WTF bahkan suka menu kopi susu yang berasal dari Kopi Bara”.
Senada dengan sang suami, Rani sang istri juga menyukai Kopi Bara. Perempuan yang mengaku suka kopi sejak kecil ini menambahkan, “Saya langsung suka ketika pertama kali mencoba Kopi Bara. Sebelumnya WTF memakai produk lain. Setelah beralih ke Kopi Bara, kami putuskan kopi ini sesuai selera kami”.
Dalam operasional sehari-hari, WTF memiliki 5 karyawan. Lima karyawan yang masih belia ini oleh Syaiful dan Rani sudah seperti keluarga bahkan putra-putri mereka. Para karyawan ini secara bergantian bertugas dari pagi sampai malam. Selama pandemi Covid-19, WTF juga taat pada aturan pemerintah dengan mengoperasikan warkop sampai jam 9 malam.
Sementara saat Ramadan, WTF ramai dikunjungi anak muda hingga orang tua, jelang Maghrib. Pengunjung kebanyakan berbuka puasa di warkop. Ini karena selain kopi, WTF juga punya menu makan di antaranya Ayam Geprek ala WTF.
Syaiful dan Rani menginginkan, WTF mampu berkembang bahkan ekspansi ke kota lain. Rani mengatakan, “Kami bersedia kalau ada yang ingin membuka WTF di kota selain Mojokerto. Konsepnya kemitraan dan tentunya menu kopinya, Kopi Bara. Kami enggak hanya menawarkan franchise melainkan juga mengedukasi mitra kami tentang bisnis warkop. Edukasi ini mulai pemilihan tempat, penghitungan modal, operasional, dan pengelolaan, supaya warkop yang nanti jalan tidak sekadar buka melainkan jugz menghasilkan dan menguntungkan”.
Warung kopi hanya sebatas warung untuk mampir minum kopi. Namun warkop yang dikelola dengan kreativitas ala pasutri Syaiful dan Rani, menjelma menjadi bisnis warkop yang totalitas. Konsep bisnis yang mengedepankan kekeluargaan dengan karyawannya, menciptakan kedekatan emosional. Semua kru merasa WTF bukan tempat bekerja. WTF tempat mereka berkarya dan menemukan filosofi kehidupan dalam racikan dan seduhan kopi. Pada akhirmya ngopi bukan hanya bikin nyaman, melainkan juga Tuman. (DA)