Ngawi – Dengan jumlah pasien yang positif Covid-19 yang cenderung meningkat, Bupati Ngawi Budi Sulistyono memberikan imbauan, khusunya kepada dunia perbankan, agar lebih waspada.
Menurutnya, karyawan perbankan lebih berisiko untuk terpapar virus Corona. Hal tersebut berkaitan dengan perputaran uang. Di sisi lain, dunia perbankan tidak mungkin dihentikan operasionalnya.
“Kita wajibkan semua perbankan me-rapid anggotanya sehingga kita tahu betul perbankan yang tidak dapat dihentikan operasionalnya, maka harus diwaspadai betul,” jelas Budi Sulistyono pada awak media, Rabu (13/05).
Hal tersebut berkaitan dengan kebiasaan dari masyarakat yang menghitung uang dengan menggunakan droplet (ludah). Sehingga melalui uang tersebut dimungkinkan virus asal negeri Cina tersebut dapat tersebar.
“Apalagi diperkuat dengan kebiasaan masyarakat yang belum semua memanfaatkan mesin ATM ataupun transaksi elektronik. Sehingga kemungkinan penyebaran melalui uang lebih besar,” ujarnya.
Ia mencontohkan, pasien yang pertama Covid-19 di Ngawi yang merupakan seorang petani dengan aktivitas sering melakukan jual beli gabah atau beras di beberapa wilayah sekitar Ngawi. Meski demikian, hingga saat ini pasien tersebut masih dalam kajian, terkait klaster yang belum diketahui.
“Hubungan uang adalah hubungan yang paling rawan. Mungkin kalau dari bank keluar lebih banyak sehatnya daripada uang yang masuk ke bank,” terangnya.
Untuk pencegahan, ia berharap ke depan masyarakat memanfaatkan transaksi elektronik. “Apalagi kebiasaan orang-orang Indonesia menghitung uang memakai droplet,” pungkasnya.