Hadapi Persaingan Global, Asperindo Jatim Minta Jasa Pengiriman Berkolaborasi

Penggunaan jasa pengiriman barang dalam beberapa tahun terakhir memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan diprediksi semakin ke depan akan semakin berkembang. Namun, tantangan dan kendala yang dihadapi perusahaan jasa pengiriman juga akan semakin sulit.

Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress, Pos, dan Logistik (Asperindo) Jawa Timur, yang beraggotakan 120 perusahaan, seperti JNE, J&T, Pos Indonesia dan perusahan jasa pengiriman lainnya terus berupaya selalu meningkatkan proffesionalisme anggota dalam menghadapi persaingan global.

Ardito Soepomo, Ketua Asperindo Jawa Timur mengatakan, tantangan ke depan bagi perusahaan jasa pengiriman akan semakin berat. Diantaranya, regulasi terhadap pengiriman barang yang beresiko, baik bagi pengirim, jasa pemgirman dan masyarakat atau yang disebut Dangerous Goods (DG).

“Kita menggelar sosialisasi terkait DG ini, agar barang yang dikirim tidak ada penolakan dari pihak bandara. Seperti bagaimana mengirim barang yang mudah rusak, barang cair, atau barang yang bisa meledak,” ungkapnya, saat sosialisasi DG di Trawas Mojokerto, Sabtu (30/11)

Ardito juga mengatakan, Asperindo sudah kerjasama dengan BNNP untuk mengantisipasi adanya penyalahgunaan pengiriman narkoba. “Mendeteksi narkoba yang dikirim melalui jasa pengiriman itu sulit. Tapi kita sudah kerjasama dengan BNNP dan dilatih untuk mendeteksi awal,” tambahnya.

Disinggung terkait evaluasi Asperindo di tahun 2019 dan tantangan di tahun 2020. Menurut Ardito, di tahun ini, ada penurunan drastis pengiriman via udara hingga 60 persen yang disebabkan adanya kebaikan kenaikan surat muatan udara (SMU) hingga 300 persen.

Sementara tantangan tahun 2020 dan ke depannya, Ardito memprediksi akan ada perusahaan jasa pengiriman asing yang masuk ke Indonesia. “Kita berharap anggota bisa berkolaborasi dan saling membantu. Jadi, bersaing tapi bersanding. Kita juga berharap adanya protek dari pemerintah terkait potensi masuknya perusahaan jasa pengiriman asing. Misalnya, aturan yang harus disesuaikan atau menggandeng putra daerah,” pungkasnya.

Sekedar informasi, sosialisasi Dangerous Good dan Family Gathering diikuti 45 perusahaan jasa pengiriman di Jawa Timur. Acara digelar di Warung Desa di Trawas Mojokerto, Sabtu 30 November 2019.(tim/spo)

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :