Jombang – Sudah ada 4 pasien meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) pada Februari 2024 di Jombang. Keempat pasien itu terdiri dari 3 pasien anak dan 1 pasien dewasa.
Sementara, berdasarkan data yang dihimpun detikJatim, pasien DBD yang dirawat di RSUD Jombang terus mengalami peningkatan secara signifikan setiap bulannya.
Direktur RSUD Jombang dr Ma’murotus Sa’diyah menyebutkan lonjakan pasien DBD memang terjadi sejak Oktober 2023.
Pada Oktober itu terdapat 20 pasien yang dirawat. Jumlahnya meningkat 23 pasien pada November, 67 pasien pada Desember, lalu meningkat menjadi 121 pasien pada Januari 2024.
“Ternyata memang klimaksnya Februari ini, sudah 131 pasien,” jelasnya kepada wartawan di RSUD Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, Kamis (22/2/2024).
Secara kumulatif sejak Oktober hingga hari ini, 362 pasien DBD dirawat di RSUD Jombang. Dari jumlah itu, ada 21 pasien yang masih dirawat terdiri dari 17 pasien anak dan 4 dewasa.
Saat ini, ada sebanyak 6 pasien yang masih harus menjalani observasi secara ketat di ruang ICU.
Dari 362 pasien DBD yang dirawat di RSUD Jombang, 4 pasien meninggal dunia. Pasien meninggal itu terdiri dari 3 pasien anak dan 1 dewasa.
Kematian terakhir pasien berusia 4 tahun asal Kecamatan Mojoagung pada Selasa (20/2). Keempatnya terlambat dibawa ke rumah sakit.
“Empat pasien yang meninggal dunia semuanya di bulan Februari dan semuanya datang dalam kondisi dengue shock syndrome (DSS),” ungkapnya.
Lonjakan kasus DBD belakangan ini memaksa manajemen RSUD Jombang menambah jumlah bed. Dari 48 bed menjadi 60 bed di ruangan Srikandi. Sedangkan pasien dengan kondisi DSS disediakan 40 bed ICU.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Jombang Syaiful menuturkan, awal tahun ini saja tercatat 331 orang terjangkit infeksi virus dengue (IVD).
Terdiri dari kasus DBD, demam dengue (DD), chikungunya, serta suspect DBD. Sedangkan tahun lalu, 130 orang positif DBD di wilayahnya.
“Yang meninggal (Februari 2024) 4 orang murni DBD. Jadi, alhamdulillah meskipun yang meninggal 4 orang, tapi persentasenya hanya 1,2%,” terangnya.
Meski kasus DBD melonjak signifikan awal tahun ini, Pemkab Jombang belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). Menurut Syaiful, pihaknya masih menunggu isntruksi Pemprov Jatim dan Kemenkes.
“Terkait lonjakan kasus ini seluruh nasional. Sehingga terkait KLB, kami menunggu instruksi berjenjang, baik dari Pemprov Jatim dan kemenkes. Karena penentuan KLB nanti kami harus mendapatkan dukungan maupun arahan dari jenjang lebih tinggi,” katanya.
Untuk menekan kasus DBD di Jombang, ujar Syaiful, selama ini pihaknya bersama masyarakat gencar melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Menurutnya, jentik nyamuk aedes aegypti masih ditemukan di 10% rumah di Kota Santri.
“Oleh karena ini kami imbau masyarakat betul-betul memperhatikan pola hidup bersih dan sehat,” tandasnya
Sumber : www.pasienDBDdiJkmbangSemakinMeningkat.com