Tujuh Kecamatan Di Mojokerto Diterjang Banjir

Bupati Ikfina Fahmawati saat meninjau lokasi terdampak banjir di Dusun Gembongan, Desa Jotangan, Kecamatan Mojosari, Jumat . (RIzal Amrulloh/JPRM)

Kabupaten Mojokerto dikepung banjir dan luapan air yang melanda tujuh wilayah kecamatan. Pasca melakukan peninjauan di sejumlah lokasi terdampak, Jumat Kemarin, Bupati Ikfina Fahmawati mengambil langkah cepat untuk memprioritaskan penanganan darurat dengan pembersihan aliran sungai yang tersumbat dan penanganan warga terdampak.

Ikfina menyebutkan, banjir dan luapan yang terjadi akibat hujan deras sejak siang hingga malam pada Kamis, menimbulkan dampak di sejumlah titik. Di antaranya tersebar di wilayah Kecamatan Kutorejo, Pungging, Ngoro, Mojosari, Mojoanyar, Bangsal, hingga Puri. ”Memang yang sampai saat ini belum bisa surut di daerah Mojosari. Semuanya sudah surut kecuali di titik ini,” ungkapnya usai meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Jotangan, Jumat.

Sehingga, kata dia, penanganan kebencanaan masih diprioritaskan di Kecamatan Mojosari. Mengingat, hingga tadi malam, banjir masih menggenangi dua desa. Tepatnya di Dusun Gembongan, Desa Jotangan dan Dusun Balongcangak, Desa Kedunggempol.

Bupati menyebut, banjir yang tak kunjung surut disebabkan karena tanggul sungai di Dusun Tambakagung, Desa Kebondalem, Kecamatan Mojosari jebol. Akibatnya, air meluber hingga menggenangi permukiman warga dan areal persawahan. ”Karena memang ada tanggul yang tahun kemarin sudah diperbaiki tapi sekarang jebol lagi kanan kiri,” tandasnya.

Di sisi lain, tutur bupati, kondisi banjir juga diperparah dengan derasnya arus air yang berasal dari kawasan hulu sungai di Kecamatan Pacet dan Trawas. Karena alirannya juga turut membawa material berupa pohon dan sampah yang menyumbat di sejummlah titik saluran.

Ikfina mengatakan, penanganan pada sumber utama penyebab banjir inilah yang langsung ditindaklanjuti secara cepat. Kemarin, tim dari berbagai unsur pemerintah dan sukarelawan melakukan penanganan darurat dengan pembersihan aliran sungai yang dipenuhi sampah. ”Kita fokus pada pembersihan-pembersihan. Kemudian tanggul -tanggul juga kita segera lakukan upaya untuk penutupan lagi meskipun sementara,” urainya.

Di samping itu, Pemkab Mojokerto juga memfokuskan penanganan pada warga terdampak banjir. Antara lain dengan mendirikan dapur umum serta membuka posko pelayanan kesehatan. ”Jadi sudah mulai didirikan tenda dan pelayanan kesehatan juga untuk lansia-lansia. Termasuk pelayanan psikologis untuk masyarakat yang memang membutuhkan akibat banjir ini,” tegas bupati.

Baca Juga : Berburu Sepatu Bekas Impor di Mojokerto, Wajib Cermat dan Sesuaikan Kebutuhan
Sementara terkait areal persawahan yang terdampak, Ikfina menyebut masih dilakukan asesmen dari Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto. Bupati menjanjikan penggantian tanaman padi petani yang mati akibat banjir. ”Taman-teman pertanian sudah melakukan asesmen untuk segera tindak lanjut penggantian bibit. Kita upayakan maksimal, karena nanti hubungannya dengan panen, dengan ketersediaan padi, beras di Kabupaten Mojokerto,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto Yo’ie Afrida Soesetyo Djati menambahkan, berdasarkan hasil pendataan sementara, areal persawahan yang terendam di Desa Jotangan sebanyak 25 hektare dan di Desa di Kedunggempol mencapai 30 hektare. Rata-rata, lahan petani telah ditanami padi dengan usia tanam sekitar 2 bulan. ”Kalau total se-Kabupaten Mojokerto sekitar 481 hektare (sawah terdampak) yang tersebar di semua kecamatan,” tandasnya.(SMK MA’ARIF NU PRAMBON)

Sumber : radarmojokerto.com

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :