Mojokerto – Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menyatakan jumlah temuan kasus baru penderita penyakit Tuberkulosis (TBC) hingga bulan Desember 2022 tercatat ada 1506 kasus TBC yang ditemukan. Angka ini lebih tinggi dibanding temuan tahun sebelumnya, yakni 1045 kasus TBC di tahun 2021.
Temuan kasus TBC ini diungkapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dalam Konferensi Pers Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis bersama Yabhysa selaku SSR TBC di Kabupaten Mojokerto.
Acara yang digelar di Meeting Room Hotel Aseton Mojokerto, Rabu (22/12/2022) itu juga dihadiri anggota DPRD Kabupaten Mojokerto, Bappeda, Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk Penanggulangan TBC (KOPI TB), RSI Sakinah dan RSUD Prof. dr. Soekandar Mojosari.
Ketua SSR Yabhysa Kabupaten Mojokerto, Safriati mengatakan, kader Yabhysa di setiap kecamatan siap mendukung kegiatan penanggulangan TBC mulai dari penemuan kasus hingga pendampingan pengobatan pasien sampai sembuh.
Kata Titik, sarapan akrab Safriati, dalam dua tahun terakhir, Yabhysa telah melakukan penyuluhan sebanyak 298 kali dan melakukan investigasi kontak kepada pasien TBC. “Kita telah berhasil melakukan Investigasi Kontak terhadap 811 indeks dan temukan sebanyak 566 kasus baru pada tahun ini,” ungkapnya.
Titik juga mengatakan, pihaknya selalu intens menggelar pertemuan dengan Dinkes, fasilitas layanan kesehatan dan lintas sektor lainnya dalam mendukung implementasi strategi Distric Private Public Mix (DPPM) yang dikembangkan Dinkes untuk percepatan eliminasi TBC di Kabupaten Mojokerto.
Sementara itu Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, dr. Agus DC mengatakan, selama ini keberadaan kader Yabhysa sangat membantu dalam penjangkauan dan penanganan pasien TBC.
“Kita berkomitmen untuk bekerjasama dengan komunitas dan pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan TBC di masyarakat. Maka dari itu perlu adanya dukungan berbagai lintas sektor terkait untuk upaya eliminasi TBC di Kabupaten Mojokerto. Salah satunya berkolaborasi dengan Yabhysa ini,” jelasnya.
Agus menambahkan, Dinkes telah melakukan berbagai kegiatan untuk menanggulangi TBC di wilayahnya. Yakni dengan membentuk Kopi TB, membuat usulan ke pusat untuk penambahan alat TCM TBC di tiap Puskesmas, mencukupi semua kebutuhan obat dan sarpras pelayanan TBC, menjaring semua layanan DPM dan layanan RS swasta.
“Kami juga melakukan peningkatan kapasitas pemegang program TBC Puskesmas dan Rumah Sakit serta melaksanakan kegiatan kader TBC untuk pencarian kasus suspek TBC di wilayah Puskesmas,” pungkasnya.(tim/say)