MH (7), anak perempuan asal Sampang meninggal dunia usai mengalami prolog febris dan hemiparese (demam tinggi disertai badan kaku). Kini kedua orang tuanya harus menanggung utang sebesar Rp 62 juta selama anaknya dirawat di rumah sakit.
Anak malang itu merupakan putri dari pasangan suami istri (pasutri) Madrudah (42) dan Suhama (37). Mereka merupakan warga Dusun Loncattok, Desa Ketapang Daya, Kecamatan ketapang.
Suhama, ibu dari MH menuturkan awalnya putrinya itu mengalami demam tinggi. Ia dan suaminya kemudian membawanya ke rumah sakit di Sampang.
Dari hasil pemeriksaan medis, putrinya ini divonis mengalami prolog febris dan hemiparese. Untuk mendapat perawatan lebih lanjut, putrinya kemudian dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya dan harus menjalani rawat inap.
“Anak saya sakit demam dingin, sebelum di bawa ke RSU dr Soetomo kami upaya di Madura juga dan akhirnya dibawa ke Surabaya,” tutur Suhama, Kamis (23/6/2022).
Seminggu setelah dirawat, lanjut Suhama, tak ada tanda-tanda membaik. Selanjutnya putrinya itu dibawa pulang ke Sampang. Namun setiba di rumah dan selang oksigen dibuka, putrinya meninggal dunia
“Dibawa pulang sampai di rumah dan oksigennya dibuka anak saya meninggal.” tutur Suhama.
Tapi nasib baik ternyata belum berpihak kepada Suhama dan suaminya. Kini, mereka dihadapkan dengan beban biaya perawatan putrinya di RSU Soetomo yang mencapai Rp 32 juta.
Sebagai jaminannya, Suhama mengaku KTP-nya saat ini tengah ditahan pihak rumah sakit.
Suhama mengaku bingung membayar beban biaya itu. Sebab suaminya sehari-hari hanya bekerja sebagai buruh panggul jambu mente dengan upah 50 ribu rupiah. Itu pun jika ada panggilan untuk bekerja.
“Saya tidak tahu harus bayar atau tidak, waktu itu dalam pikiran Saya hanya ingin anak saya sembuh,” tutur Suhama.
Tak hanya berutang biaya perawatan di RSU dr Soetomo, Suhama dan suaminya juga masih berutang kepada tetangga-tetangganya untuk biaya perawatan putrinya yang mencapai Rp 30 juta.
Sehingga total utang beban biaya yang ditanggungnya mencapai Rp 62 juta. Hingga kini belum mampu melunasi utang-utang untuk biaya perawatan almarhumah anaknya.
“Saya juga masih punya hutang Rp 30 juta kepada tetangga untuk biaya berobat di beberapa rumah sakit sebelumnya,” papar Suhama.
Kini, Suhama dan suaminya menunggu uluran bantuan dari pada donatur untuk membantunya.(tim/Sam)