Ternyata di bawah badan korban terdapat sisa racun serangga kemasan saset dan racun tikus yang diduga kuat usai ditenggak korban
Selain itu, Bambang juga menemukan sebuah gunting yang dipakai korban membuka bungkus racun. Di lokasi juga terdapat muntahan korban yang bercampur dengan darah.
“Kemudian saya memberi tahu keluarga korban dan melapor ke Kepala Dusun Gedeg. Warga yang lain lapor ke Polsek Gedeg,” jelasnya.
Polisi telah melakukan olah TKP di lokasi Andri diduga bunuh diri dengan menenggak racun. Dibantu sejumlah relawan, jenazah korban dievakuasi ke RSUD RA Basoeni untuk divisum sekitar pukul 19.30 WIB.
Anak Sulung Korban Bima Santoso (18) menjelaskan, sehari-hari bapaknya menjalankan bisnis produksi sepatu. Saat ini, korban mempunyai 2 industri rumahan sepatu di Dusun Gedeg dan di Dusun Losari, Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg. Karyawannya di Dusun Gedeg saja berjumlah 15 orang.
“Aslinya bisnisnya lancar-lancar saja. Usaha di Losari yang baru berjalan dipegang bapak sendiri. Yang di Gedeg saya disuruh mengurusi,” ungkap pelajar kelas 2 SMK ini.
Sejak istrinya meninggal karena COVID-19 tahun lalu, Andri tinggal bersama 3 anaknya. Yaitu Bima yang kini duduk di bangku kelas 2 SMK, anak kedua baru naik kelas 1 SMP, serta anak ketiga baru TK nol besar.
Bima mengaku terkahir kali bertemu bapaknya sore tadi sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu, Andri baru saja pulang dari calon istrinya, Fitri, janda warga Dusun Losari, Desa Sidoharjo. Korban kembali meninggalkan rumah seorang diri setelah berganti pakaian kasus oranye dan celana jeans cokelat.
“Tadi tidak pamit pergi ke mana, saya juga tidak tahu bawa apa saja. Namun, perasaan saya tidak enak sore tadi, badan lemas,” ungkapnya.
Perasaan Bima yang tidak karuan sore tadi akhirnya terjawab. Ia mendapat kabar kematian bapaknya setelah magrib.
Sayangnya, sampai saat ini polisi belum bisa dikonfirmasi terkait penyebab tewasnya Andri.(tim/Sam)