Mendekati Hari Raya Idul Fitri, transaksi masyarakat di Pegadaian Jatim mengalami peningkatan. Hal ini berpengaruh pada kenaikan omzet.
Kepala Departemen Bisnis Support Pegadaian Kanwil Jatim Mustofa mengatakan penebusan barang banyak terjadi di Madura. Sedangkan di Surabaya tidak sebanyak di Madura. Dia menyebut, baik tebus barang dan gadai seimbang di Pegadaian Dinoyo Surabaya.
“Transaksi naik, tapi lebih banyak yang nebus. Transaksi naik, nebus juga naik. Kalau dibandingkan angka ya lebih banyak nebus. Surabaya seimbang, paling banyak tebus di Pamekasan trennya seperti itu,” kata Mustofa Jumat (29/4/2022).
Meningkatnya transaksi di Pegadaian membuat omzet naik. Misalnya omzet produk gadai di area Surabaya dari data 1 hingga 27 April 2022 sebanyak Rp 542.034.304.185.
Sementara itu, omzet produk gadai di area Jember dari data per 1 sampai 27 April 2022 sebanyak Rp 138 547.412.750, omzet produk gadai di area Madiun sebanyak Rp 254.418.396.326, omzet produk gadai di area Malang sebanyak Rp 215 821.247.833.
Kemudian, omzet produk gadai di area Pemekasan sebanyak Rp 355.599.854.740, dan omzet produk gadai di area Probolinggo sebanyak Rp 151.327.801.593.
Total omzet produk gadai di Jatim per 1-27 April 2022 sebanyak Rp 1.657.749.017.427. Dibandingkan bulan sebelumnya, terdapat peningkatan Rp 52.755.086.025.
Sedangkan untuk omzet tebus, Mustofa mengatakan masih belum ada. Kemungkinan penurunan out standing loan (OSL) akibat tebusan saat menjelang Lebaran ini mencapai Rp 160 miliar se-Jatim.
“Surabaya saja sekitar Rp 55 Milyar. Area Surabaya ini termasuk sekitarnya ya, Sidoarjo dan Gresik,” pungkasnya.(tim/Sam)