Tak Ada Pembatasan Rumah Ibadah, Kemenag Mojokerto Sebut Saf Shalat Bisa Dirapatkan

Umat Islam di Kota Mojokerto akan leluasa menjalankan ibadah di awal bulan Ramadan tahun ini. Khususnya salat Tarawih berjamaah. Dengan level 1 PPKM, tidak ada pembatasan kapasitas jamaah di tempat ibadah. Masjid yang sebelumnya dibatasi menampung 75 persen, bisa 100 persen.

Kasubbag Tata Usaha Kantor Kemenag Kota Mojokerto Bambang Sunaryadi menegaskan, seluruh tempat ibadah saat ini sudah diizinkan berkegiatan dengan daya tampung penuh. Itu menyusul turunnya status PPKM Kota Mojokerto ke level 1. ’’Boleh melaksanakan ibadah 100 persen, tapi dengan tetap memperhatikan prokes,’’ terangnya, kemarin.

Ditiadakannya pembatasan kapasitas jamaah sebagaimana tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) 18 Tahun 2022 tentang PPKM Jawa dan Bali. Ketentuan tersebut berlaku tak hanya bagi masjid dan musala, melainkan juga gereja, pura, wihara, hingga kelenteng.

Dengan demikian, sebut Bambang, tempat ibadah boleh menggelar kegiatan keagamaan berjamaah tanpa berjarak lagi. Karena sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah menyerukan melalui Bayan Dewan Pimpinan MUI Nomor Kep-28/DP-MUI/III/2022 tentang Fatwa MUI Terkait Pelaksanaan Ibadah dalam Masa Pandemi. ’’Intinya pelaksanaan salat jamaah bisa normal seperti biasanya lagi. Yaitu dengan merapatkan dan meluruskan saf,’’ ulasnya.

Namun, pihaknya tetap meminta pengelola tempat ibadah dan takmir masjid untuk melakukan pengawasan terhadap para jamaah. Terutama tetap mewajibkan untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menyarankan memasang QR code aplikasi PeduliLindungi.

Pelonggaran berkegiatan di rumah ibadah pada level 1 ini juga membuka peluang bagi warga Kota Mojokerto menjalankan ibadah secara normal di bulan Ramadan. Setidaknya, di awal bulan suci nanti, masjid bisa menampung jamaah salat Tarawih secara penuh karena Inmendagri 18/2022 berlaku hingga 4 April. ’’Kami akan menyesuaikan dengan pemerintah pusat. Kalau levelnya nanti kembali naik ya akan disesuaikan lagi,’’ ulasnya.

Sementara itu, pengurus Masjid Agung Al-Fattah Sudarno menyambut baik turunnya Kota Mojokerto ke level 1. Masjid tertua di Kota Onde-Onde ini juga telah mulai memberi kelonggaran pada jamaah untuk merapatkan saf salat. ’’Itu pun tidak terlalu rapat. Yang jelas jaraknya tidak terlalu jauh seperti sebelumya,’’ tandasnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan melakukan persiapan dalam menghadapi bulan suci Ramadan. Karena dia memperkirakan, masjid yang bersebelahan dengan Alun-Alun Kota Mojokerto ini bakal diserbu jamaah pada saat tarawih. ’’Ini prediksi kami karena mengacu pengalaman yang lalu-lalu. Orang akan tetap antisias salat Tarawih ke masjid Al-Fattah,’’ imbuhnya.

Meski begitu, sebut Sudarno, jamaah salat Tarawih tidak sampai memenuhi kapasitas Masjid Agung Al-Fattah. Dengan daya tampung 5.000 orang, jumlah jamaah rata-rata mencapai 40 persen. ’’Awal-awal Ramadan memang banyak jamaah, tapi tidak sampai full. Mungkin mendekati separo masjid,’’ pungkasnya. (tim/Sam)

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :