Tiga guru SD di Mojokerto diamankan polisi gara-gara membuat dan menyebarkan berita bohong (hoaks). Belakangan konten tersebut tersebar menjadi hoaks pembunuhan.
Tiga pelaku yaitu Ricky Yuli Eka (27) dan Agung Dwi (25), warga Desa Belik, Trawas, serta Kamaludin Khaidir (24), warga Desa Ketapanrame, Trawas. Ketiganya guru honorer SD negeri di Kecamatan Trawas, Mojokerto.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo mengatakan konten hoaks yang dibuat para guru tersebut berawal dari kecelakaan tunggal yang dialami Kamaludin pada Kamis (2/12) sekitar pukul 09.00 WIB.
Kamaludin terjatuh dari sepeda motornya di Jalan Raya Belahantengah, Mojosari dalam perjalanan ke kantor Dinas Pendidikan Mojokerto.
“Saudara Ricky memfoto kondisi Kamaludin setelah kecelakaan sebagai laporan izin tidak bisa mengikuti kegiatan di Dinas Pendidikan,” kata Andaru, Kamis (9/12/2021).
Andaru menjelaskan Ricky lantas mengedit foto Kamaludin tersebut pada Rabu (8/12). Ia menambahkan luka jeratan dan darah pada leher sehingga terkesan Kamaludin menjadi korban pembunuhan.
Selanjutnya, Ricky mengirim foto editan tersebut ke Agung di hari yang sama. Tidak sampai di situ, Agung mengirim foto editan tersebut ke Grup WhatsApp guru honorer P3K Kabupaten Mojokerto.
Ricky memberi keterangan pada foto ‘Sekedar info barangkali ada mengenal temen atau siapanya, terjatuh tadi pagi dikawasan trawas, keterangan warga skrng orange sering ngelamun dan ngomong” sendiri, mohon dishare digrub masing’.
“Motif mereka sekadar bercanda,” terangnya.
Pada hari yang sama, foto editan guru honorer itu berkembang menjadi hoaks pembunuhan. Foto Kamaludin dengan luka jerat dan darah di leher tersebar di grup-grup WhatsApp hingga Twitter. Foto itu dibumbui dengan kalimat korban pembunuhan di Pacet, Mojokerto yang belum diketahui identitasnya.
Polisi pun bergerak cepat menyelidiki hoax pembunuhan yang meresahkan masyarakat tersebut. Petugas mengamankan Ricky, Agung dan Kamaludin di Polsek Trawas pada Rabu (8/2) sekitar pukul 13.00 WIB untuk dimintai keterangan.
“Kamaludin, orang dalam foto tersebut kondisinya baik dan sehat, tidak seperti yang digambarkan dalam foto,” jelas Andaru.
Beruntung tiga guru honorer tersebut tidak dijebloskan ke bui. Polisi hanya meminta mereka meminta maaf kepada masyarakat, khususnya warga Mojokerto.(tim/Sam)