mahasiswi asal Mojokerto yang tewas usai menenggak racun di makam ayahnya, menolak autopsi terhadap jenazah putrinya. Ia juga tidak ingin kematian putrinya dibesar-besarkan.
“Saya memang tidak bersedia anak saya diautopsi atau pun dilakukan tindakan lain. Karena memang ya sudahlah ini musibah keluarga saya,” kata FZ (44), ibu korban dalam video yang diterima dari Bidhumas Polda Jatim, Minggu (5/12/2021).
Oleh sebab itu, FZ meminta semua pihak tidak membesar-besarkan kematian putrinya, NWR (23). Ibu tiga anak warga Kecamatan Sooko, Mojokerto ini meminta doa untuk putrinya.
“Jadi, saya tidak ingin membesar-besarkan masalah ini apapun. Saya ingin doa dari anda semuanya agar anak saya diampuni. Mohon maaf atas segala ketidaknyamanan ini dan atas segala yang meresahkan masyarakat,” tandasnya.
Sebelumnya FZ menyebut putrinya mengalami depresi sehingga berulang kali mencoba bunuh diri. Mahasiswi perguruan tinggi di Malang itu akhirnya ditemukan tewas di makam ayahnya di Makam Islam Sugihan, Desa Japan, Kecamatan Sooko pada Kamis (2/12) sekitar pukul 15.30 WIB.
NWR diduga tewas usai menenggak cairan racun yang dia bawa dalam sebuah botol plastik. Racun tersebut diduga jenis potasium yang dicampur teh. Namun, polisi menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sisa cairan yang diminum korban untuk memastikan jenis racun.
Kasus ini juga ditangani Bidpropam Polda Jatim dan Seksi Propam Polres Pasuruan. Pasalnya, salah satu pemicu NWR nekat bunuh diri diduga persoalan asmara dengan anggota Polres Pasuruan berinisial RB. Isu tersebut menjadi perbincangan hangat di medsos.(tim/Sam)