Windra menyayangkan video yang sudah viral di media sosial. Menurutnya, apa yang terlihat dalam video sudah terpotong dan kurang lengkap.
“Jadi sebenarnya pemicu kenapa anggota TNI itu dipukul karena saya komandan Kodim Buleleng dipukul dari belakang kepalanya, dan itu dilihat oleh petugas,” tuturnya.
Windra mengaku sudah membuka jalur mediasi kepada warga yang bersangkutan.
Namun, mereka tetap menyalahkan pihak TNI dan akan melanjutkan proses hukum terhadap TNI yang melakukan pemukulan.
Merespons hal itu, lanjut Windra, pihak TNI juga akan mendatangi polisi untuk melakukan pelaporan.
“Saya mau membuat laporan ke polisi malam ini. Anggota saya ditabrak sama mereka, dan saya juga dipukul dari belakang,” tuturnya.
Windra menyebutkan, warga seharusnya tak melakukan perlawanan kepada petugas saat dilakukan tracing dan testing.
Selain pihaknya sedang menjalankan tugas negara, upaya itu dilakukan atas dasar semangat untuk bersama-sama menekan laju Covid-19.
“Ini memberikan pelajaran, masyarakat benar-benar taat dengan apa yang kita kerjakan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sidetapa Buleleng Ketut Budiasa mengaku belum bisa memberikan penjelasan terkait dengan hal tersebut.
Pihaknya mengaku akan membicarakannya terlebih dahulu dengan tokoh masyarakat di desa setempat.
“Ini kan masalah di desa, saya ngomong dulu dengan tokoh-tokoh masyarakat sehingga nanti tidak terlalu melebar begitu,” kata dia.(tim/Sam)
Redaksi : Suara Jawa Timur
Sumber : Kompas.com (Naskah Berita Asli)