Pelajar Asal Sidoarjo Dikeroyok Gerombolan Pesepeda di Mojokerto, Ini Kronologinya

Pelajar asal Sidoarjo, MF (18), melaporkan kejadian penganiayaan yang menimpa dirinya ke Polsek Magersari, Polres Mojokerto Kota/Foto: Mohammad Romadoni


Mojokerto – Pelajar asal Sidoarjo, MF (18) mengalami luka lebam akibat penganiayaan yang dilakukan oleh gerombolan pesepeda di pertigaan SMK Raden Patah, Jalan Mayjen Sungkono, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

Korban adalah siswa kelas XII SMK Raden Patah Kota Mojokerto yang sudah lulus tahun ini, ia dikeroyok oleh tiga orang dari rombongan gowes sepeda ontel.

Penganiayaan ini dipicu lantaran pelaku tidak terima dengan perkataan korban yang bermaksud meminta rombongan pesepeda itu melaju, tidak bergerombol di jalan raya.

Korban penganiayaan MF menjelaskan, berangkat dari rumah warga Desa Sebani, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, mengendarai motor Honda Beat warna hitam W 5511 TA menuju sekolahnya di SMK Raden Patah hendak meminta tanda tangan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Dalam perjalanan, dia berpapasan dengan rombongan pesepeda dari arah Rolak Songo menuju Kota Mojokerto. Rombongan pesepeda itu bergerombol sehingga menyebabkan kemacetan.

“Saya menyalip rombongan pesepeda itu terus saya bilang ‘Minggir Bos’ dan melanjutkan perjalanan ke sekolahan Raden Patah Mojokerto,” ujarnya di Mapolsek Magersari, Polres Mojokerto Kota, Selasa (7/7/2020).

Dikatakannya, ia berhenti di samping sekolah SMK Raden Patah sembari menghubungi temannya yang bermaksud bareng untuk meminta tanda tangan KIP di sekolahnya. Tiba-tiba salah satu dari rombongan pesepeda itu memegang pundaknya dari arah belakang.

“Seorang pesepeda itu bilang ‘kamu menantang’. Lantas saya bilang aku memberitahu kalau minggir bos, kemudian saya dipukuli,” ungkapnya.

Pelaku mengeroyok dan memukuli korban. Sontak, korban berusaha menyelamatkan diri yaitu dengan berupaya melepas kedua tangan pelaku yang memegang lehernya.

Pelaku mencopot helm korban secara paksa. Bahkan pelaku melemparkan helm itu yang mengenai kepala korban.

“Yang memukul sekitar tiga orang, dipukul di perut, kepala kena lemparan helm dan dicekik,” jelasnya.

Adapun ciri-ciri pelaku berbadan kekar dan tinggi sekitar 170 sentimeter. Rombongan pesepeda itu sekitar lebih dari 10 orang.

“Saya tidak sempat menjelaskan langsung dipukuli,” ucapnya sembari menunjukkan luka lebam pada bagian bahu kanan.

Warga setempat dan pengguna jalan sudah melerai keributan itu namun pelaku masih saja memukul korban.

Korban sempat dilerai oleh tentara dan menjelaskan permasalahannya bahwa ia memberitahu kalau rombongan pesepeda itu diminta berjalan di pinggir jalan tidak bergerombol.

“Sepertinya orang-orang pesepeda itu tidak terima sehingga saya dipukuli lagi,” terangnya.

Ditambahkannya, kasus penganiayaan ini sudah dilaporkan dalam proses penyelidikan oleh Polsek Magersari, Polres Mojokerto Kota. Ia telah diperiksa untuk memberi keterangan terkait kejadian pengeroyokan tersebut.

“Semoga pelakunya cepat ditangkap dan diberi hukuman yang seberat-beratnya sesuai perbuatannya,” tandasnya.

Achmadi (46) orang tua korban mengaku tidak terima anaknya dikeroyok oleh sekolompok pesepeda sampai babak belur.

“Harus diusut sampai tuntas sampai pelaku penganiayaan ditangkap tetap lanjut proses hukum,” pungkasnya.

Sumber: https://surabaya.tribunnews.com/2020/07/07/kronologi-pelajar-asal-sidoarjo-digebukin-gerombolan-pesepeda-di-mojokerto-penyebabnya-hanya-ini

Support by : PT Media Cakrawala FM

Baca juga :