Didi Kempot meninggal dunia. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas tutur berduka.
Sobat Ambyar di kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa ini juga mengalami hal yang sama. Sebab, selama 4 bulan, pria yang biasa dipanggil Lord of The Brokenheart ini konser dua kali di Banyuwangi.
Konser pertama digelar di RTH Taman Blambangan Banyuwangi, dalam acara peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-248, Rabu (18/12/2019) malam. Konser kedua digelar di Ponpes Darussalam Blok Agung, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi pada 15 Maret 2020 lalu.
“Kami sangat terpukul dengan kepergian seniman yang memiliki talenta musik Jawa yang andal. Lebih 700 lagu beliau ciptakan. Kami sangat kehilangan,” ujar Bupati Anas, Selasa (5/4/2020).
Anas mengaku sengaja mengundang Didi Kempot dalam peringatan puncak Harjaba ke-248 Banyuwangi. Itu untuk memenuhi keinginan Sobat Ambyar Banyuwangi yang ingin dihibur dengan lagu-lagu patah hati milik Didi Kempot.
“Saya mengenal beliau yang sangat ramah dengan siapa pun. Termasuk juga beliau adalah seniman berbakat yang low profile,” tambahnya.
Anas mengaku takjub dengan kedermawanan Didi Kempot yang menggelar konser amal di salah satu televisi swasta untuk penanganan COVID-19. Konser itu meraup uang Rp 7,6 miliar dari donatur di seluruh Indonesia.
“Tentu ini membuktikan jika beliau adalah orang baik. Orang yang sangat peduli dengan kondisi negara saat ini,” sambungnya.
Kabar duka juga menyelimuti salah satu Sobat Ambyar, Syarifudin Mahmud. Pria ini mengaku selalu hadir dalam konser Didi Kempot di Banyuwangi.
“Spontan, saya syok berat”, kata Syaifudin.
“Dia (Didi Kempot) luar biasa orangnya low profil. Tidak membedakan siapa pun saja,” tambahnya.
Menurutnya, Didi Kempot juga mengapresiasi seniman musik Banyuwangi. Beberapa pemusik Banyuwangi yang dia kenal menurutnya memiliki talenta. Tak kalah dengan penyanyi di ibukota.
“Dia sempat memuji seniman musik Banyuwangi bagus-bagus. Sempat ia sebut nama Husin Albana anaknya warung Jamilah, Catur Arum, Wandra dan seniman lain,” pungkasnya.