Dampak Covid-19, Masjid di Banyumas Sempat Ingin Dirobohkan, Karena Sudah Tak Dibutuhkan Lagi

Ilustrasi masjid/sumber: cnnindonesia.com


Takmir Masjid Al Mubarok Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah sempat ingin merobohkan bangunan masjid. Rencana itu terlintas lantaran Bupati Banyumas mengimbau warga agar beribadah di rumah guna menghindari penularan virus corona (Covid-19).

Rencana merobohkan bangunan masjid tertuang dalam surat Takmir Masjid Al Mubarok No. 003/TMA/IV/2020. Surat ditujukan kepada Bupati Banyumas, Camat Wangon, Kapolsek Wangon, Danramil Wangon serta Kepala Desa Klapagading Kulon.

“Kami Takmir Masjid Al Mubarok bersama jemaah masjid memutuskan hendak membongkar dan merobohkan Masjid Al Mubarok karena sudah tak dibutuhkan lagi adanya masjid di lingkungan kami,” mengutip bunyi surat.

Takmir masjid merujuk kepada Keputusan Bupati Banyumas No. 440/514/2020 terkait pelaksanaan ibadah selama pandemi virus corona. Umat Islam diimbau beribadah di rumah.

Baik salah lima waktu, salat sunnah, salat Jumat, serta salat Idul Fitri mendatang. Bupati Banyumas dalam surat keputusan juga menyatakan bakal menindak tegas pihak yang melanggar.

Menanggapi hal itu, takmir Masjid Al Mubarok lantas hendak merobohkan bangunan masjid.

“Semua aktivitas ibadah sudah dilakukan di rumah masing-masing, sehingga adalah hal mubazir/sia-sia dengan adanya masjid yang masih berdiri tapi tidak ditempati untuk beribadah sebagaimana lazimnya,” mengutip surat.

Surat tersebut seketika langsung ditindaklanjuti oleh Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) dengan memanggil Vuad Nugroho selaku pembuat surat. Dia diundang untuk memberikan penjelasan di Kantor Kecamatan Wangon, pada Jumat (1/5).

Dalam klarifikasinya, Vuad menyampaikan permintaan maaf bila terdapat kalimat yang kurang tepat dalam surat tersebut. Surat itu sendiri dibuatnya atas pemahaman yang salah dan emosional.

“Surat yang saya buat hanya merupakan bentuk ekspresi penyampaian aspirasi kebijakan Pemerintahan yang ada. Hari ini di Kantor Kecamatan Wangon telah diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan,” kata Vuad di Kantor Kecamatan Wangon, Jumat (1/5).

“Saya pribadi meminta maaf apabila ada kesalahan atau kekeliruan dalam menyampaikan aspirasi,” tambahnya.

Dari hasil penelusuran, beberapa orang kerabat Vuad yang ikut menandatangani surat merasa tertipu. Mereka merasa Vuad meminta tanda tangan dengan alasan mengurus tanah wakaf.

“Kerabat atau saudara dari Vuad, dimana merasa tertipu karena Vuad mengajukannya untuk kepengurusan tanah wakaf,” ungkap Wakapolresta Banyumas AKBP Kristanto.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200501193550-20-499319/dampak-corona-masjid-di-banyumas-sempat-ingin-dirobohkan

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :