Event tahunan pesta kenduri buah durian (KenDuren) di lapangan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada tahun 2020 ini banyak dikeluhan pengunjung, dan tak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dari pantauan di lapangan, lokasi pesta durian di lapangan terkesan lengang bahkan adanya hingga pukul 10.00 WIB lokasi KenDuren ini belum tampak penuh. Namun, setelah pukul 12.00 siang, di Jalan menuju lokasi Pesta durian macet total.
Sugi, pengunjung asal Mojokerto mengatakan, Pesta durian tahun ini tidak seperti tahun lalu dan terkesan kurang meriah. “Tahun ini kok beda ya, kurang meriah,” ungkapnya, Minggu (8/3/2020).
Sementara dalam pesta buah durian ini, sebanyak 2020 buah durian hasil kebun masyarakat Wonosalam ditata dalam beberapa bentuk gunungan dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
Menurut Jalaluddin, salah satu panitia KenDuren mengatakan, kegiatan keduri durian (Kenduren) ini sebagai wujud rasa syukur masyarakat Wonosalam atas hasil panen buah durian yang melimpah.
Sementara dalam Pesta durian ini, banyak pengunjung yang mengeluhkan mahalnya tarif parkir dan toilet. Bahkan para pengunjung menyebut dengan istilah ‘aji mumpung’ sehingga tarif parkir resmi sepeda motor sebesar Rp 10 ribu untuk satu kendaraan.
Seperti yang tertera di karcis parkir kenduren wonosalam, terdapat tulisan tiga macam tarif parkir, ada harga Rp 5 ribu, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu. Namun, Penggunaan tarif tersebut tidak dijelaskan.
Selain tarif parkir yang mahal, pengunjung juga mengeluhkan mahalnya tarif toilet sebesar Rp 5000. Bahkan, sejumlah pengunjung .menyayangkan mahalnya tarif toilet dan memosting di media sosial facebook.
Seperti akun Hero Cahyono Utomo yang memposting beberapa foto, dengan caption “Wow… Toilet 5.000 di kenduri durian wonosalam” postingan ini banjir respon juga comment netizen.
“Sebenernya itu haknya yg punya toilet,mau 5000,10 ribu ,meski harga masuknya 50 ribu sekalipun.Bila perlu 10-200 ribu sekali masuk toilet biar cepet kaya.
Cuman pada akhirnya hal remeh temeh semacem ini bisa merusak image,acara pesta kenduren yg digelar tiap tahun.Kesannya seperti ambil kesempatan atau aji mumpung,” tulis salah satu akun di kolom komentar.(tim/spo)
Redaksi : Suara Jawa Timur