Buku ‘Dari Bumi Majapahit Untuk Negeri’ Jadi Masukan Untuk Mendikbud

Kerajaan Majapahit adalah imperium besar dengan segudang prestasi di segala bidang, baik pemerintahan maupun inovasi teknologi persenjataan hingga pertanian. Hal ini dikarenakan, sistem pendidikan di era Kerajaan Majapahit yang berpusat di Mojokerto ini sangat bagus dan aplikatif.

Prof Aminuddin Kasdi, pakar sejarah UNESA mengatakan, sebetulnya sistem pendidikan yang ditetapkan pada era Majapahit telah maju. Banyak yang belajar secara otodidak dan melakukan riset sendiri untuk berinovasi. “Kalau menemukan sesuatu yang baru ya mereka naik pangkat,” kisahnya yang tertulis di buku berjudul ‘Dari Bumi Majapahit Untuk Negeri,.

Pernyataan pakar sejarah ini juga ditegaskan oleh mantan Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana, M.Sc, Es, PH.D yang menyatakan sistem pendidikan di era Majapahit jauh lebih baik dari sekarang. Tidak sekedar transfer ilmu akan tetapi memegang filosofi sebagai pendidik. “Jadi, pengajar di masa lampau melakukan hal yang lebih dari sekedar mengajar,” ujarnya, yang juga tertuang dalam buku sejarah tersebut.

Penyataan para pakar yang didukung dengan temuan para arkeolog tersebut membuktikan bahwa Mojokerto adalah pusat peradaban yang dibuktikan dengan berkembangnya pengetahuan dan inovasi teknologi dari persenjataan hingga pertanian. Majapahit maju karena sistem pendidikannya yang dibuat terbuka atas ide-ide baru.

Buku yang berjudul ‘Dari Bumi Majapahit Untuk Negeri’ merupakan buku sejarah tentang keberadaan Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP) Negeri Mojokerto yang ada berdiri berdasarkan SK Menteri Pendidikan Tahun 1973. SMPP hanya meluluskan 11 angkatan, lalu berubah nama menjadi SMAN 1 Sooko.

Alumni SMPP Negeri diketahui banyak yang berhasil di berbagai bidang. Baik menjadi pejabat tinggi di TNI-Polri, Juru Bicara KPK, Juru Bicara Presiden, Pejabat di BUMN dan banyak yang sudah berkontribusi untuk negeri. Pada saat HUT yang ke 57 Tahun, para alumni SMPP menggelar bedah buku yang berjudul ‘Dari Bumi Majapahit Untuk Negeri’ pada 15 Februari 2020, bersama pakar pendidikan.

Johan Budi, Ketua Panitia Bedah Buku sekaligus koordinator tim penyusun mengatakan, hasil bedah buku dan diskusi bersama pakar pendidikan ini akan disusun dalam bentuk rekomendasi pendidian yang akan diserahkan langsung kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)

“Intinya, dalam buku ini kita ingin sampaikan, kalau dulu itu ada SMPPN, dan ini bukan produk gagal. Banyak alumninya berhasil di BUMN, TNI – Polri dan banyak yang sudah berkontibusi untuk negara. Pak Jokowi itu alumni SMPP, tapi bukan SMPP Negeri Mojokerto, Melainkan SMPPN Solo. Di Indonesia SMPPN hanya ada 34 sekolah,” terangnya.

Johan juga mengatakan, rekomendasi yang akan disampaikan ke Mendikbud ini diantaranya juga terkait sistem pendidikan di era SMPPN dulu, untuk menjadi bahan masukan agar sistem pendidikan di tanah air ini lebih baik. “Ini sifatnya masukan, Tentunya perlu pengkajian lebih dalam dan di-matchingkan dengan era milenial,” tambahnya.

Buku sejarah SMPP Negeri Mojokerto ini juga akan mejadi koleksi daftar pustaka di Perpustakaan SMAN 1 Sooko, Perpustakaan Kabupaten/Kota Mojokerto dan Pertustakaan Nasional.

Sementara pakar pendidikan, Prof. Dr. Ing. Herman Sasongko yang juga Rektor UISI mengatakan, sistem pendidikan dulu dengan sekarang memang banyak perbedaan. “Kalau dulu, modelnya cerita dan memunculkan imajinasi, kalau sekarang banyak menghafal dan berhitung,” ungkap Prof Herman yang juga alumni SMPP Negeri Mojokerto.

Prof Herman juga menyinggung kualitas SDM para pengajar dan model pengajarannya. “Guru-guru sekarang hanya mengajar, kalau dulu mendidik. Sehingga, hal-hal terkait kedisiplinan dan etika selalu diperhatikan,” tambahnya.

Buku sejarah SMPP Negeri Mojokerto setebal 148 halaman ini berjudul ‘Dari Bumi Majapahit Untuk Negeri’. Buku ini berisi tentang sistem pendidikan.SMPP waktu itu, juga cerita-cerita para alumni yang kini sudah berkontribusi untuk negeri. Buku ini ditulis oleh tim aplumni SMPP dan dibedah bersama pakar pendidikan. Harapan dari buku ini, menjadi masukan bagi pendidikan, sehingga akan muncul kualitas SDM unggul, untuk mendukung kemajuan dan persatuan NKRI. Semoga buku ini bermanfaat untuk negeri.(tim/spo)

Redaksi : Suara Jawa Timur

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :