Ditengah Pandemi Ibu-ibu di Mojokerto Tanam Bunga Matahari di Wilayah Langanan Banjir.

Budi Utami tidak pernah menyangka ladang seluas 7 ribu meter persegi miliknya ditumbuhi ribuan bunga matahari. Apalagi ladang milikinya berada di kampung yang hampir tiap tahun menjadi langanan banjir.

Informasi yang dihimpun oleh suarajawatimur.com, Berbekal motivasi tinggi dan analisa, ibu dua anak ini mampu menanam bunga matahari di ladang seluas 7 ribu meter persegi di ladang milikinya yang sebelumnya ditanami tanaman tebu di Dusun Bekucuk, Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Di usianya yang sudah menginjak kepala lima dia mencoba keberuntungan menanam bunga matahari. Hampir bertahan-tahun ladang milikinya mengalami gagal panen karena terendama oleh banjir. Sehingga dirinya mencoba beralih menjadi petani bunga matahari.

Budi Utami menyebut, menanam bunga matahari adalah upaya menangkap peluang usaha yang sangat produktif ditengah pandemi, ditambah massa tanam hingga panen terbilang cukup singkat dan perawatan bunga matahari sendiri tergolong mudah.

Yang istimewa, ini menjadi tahun pertama bunga matahari menghiasi ladang milikinya. Biasanya, tanah yang hampir terendam oleh banjir tahunan ini ditanami dengan tanaman tebu. Bahkan ladang milikinya kerap gagal panen saat tanaman miliknya terendam banjir dan diserang hama.

“Sebelumnya, tanah ini saya tanami tanaman tebu, tapi karena hampir tahun gagal panen karena terendam banji dan juga di makan hama akhirnya saya biarkan kosong selama dua tahun,” ungkapnya.

Sehingga dirinya mencoba mensiasati sebelum hujan atau banjir tiba, ibu dua anak ini sudah meraup keuntungan dari hasil tanaman bunga matahari yang coba ia rintis.
Usai kosong dirinya kemudian mencoba merintia usaha menanam bunga matahari dengan pertimbangan berbagai hal. Apalagi tanah seluas 7 ribu meter persegi miliknya berada di kampung yang menjadi langganan banjir.

“Sebab bunga matahari ini juga rawan kena air. Jangan sampai saat sudah merunduk dan berisi biji. Jangan sampai kena hujan,” terangnya.

Utami menuturkan, mulai tergerak memulai budidaya bunga matahari setelah terinspirasi oleh salah seorang rekannya yang ada di wilayah Jombang.

Namun tak disangka, uji caba menanam tanaman penghasil biji kuaci ini bisa tubuh subur di ladang seluas 7 ribu meter persegi miliknya yang kini sedang mekar-mekarnya.

“Kalau ini sudah berusia 50 harian, ini nanti kalau sudah waktunya panen antara 90 sampai 110 hari sudah ada yang menampung. Itu juga salah satu alasan saya mencoba bisnis tanaman matahari,” ucap wanita yang juga menjadi dosen di salah satu Universitas Majapahit (Unim) Kabupaten Mojokerto.

Menurutnya, menanam bunga matahari ini tidaklah cukup sulit, hanya membutuhkan ketelatenan dalam perawatan mulai dari penyemprotan pada bagian atas dan juga tunas.

Apalagi, di wilayah Mojokerto sendiri dinilai cukup jarang sekali ditemukan petani yang berani melawan arus dengan menaman, jenis tanaman yang lain dari petani umumnya. Seperti menanam bunga matahari.

Dirinya berharap ini bisa menjadi inspirasi bagi warga sekitar dalam bertani tanaman bunga matahari yang kini ia rintis. “Bisa saja nanti saya akan mencari mitra dalam bekerja sama, apalagi di Mojokerto ini kan masih jarang,” tandasnya.(tim/Sam)

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :