Sambut 1 Muharram, Warga Banyuwangi Makan Nasi Ancak Sepanjang Jalan

Barikan, tradisi warga di malam tahun baru Islam/Foto: Ardian Fanani


Banyuwangi – Menyambut malam datangnya tahun baru Islam, warga Desa Lemahbangkulon, Kecamatan Singojuruh dan Desa Balak, Kecamatan Songgon memiliki tradisi unik. Warga menggelar selametan kampung dengan menyantap nasi ancak di sepanjang jalan desa. Warga menyebut tradisi ini adalah selamatan Barikan.

Selametan kampung Barikan tersebut diselenggarakan mulai pukul 16.00, Rabu (19/8/2020). Seluruh masyarakat mulai berkerumun di sepanjang jalan desa dengan membeber alas tikar, karpet dan terpal di sepanjang jalan sejauh tiga kilometer. Kegiatan ini juga dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Nasi ancak ini berisi adalah masakan tradisional Banyuwangi dengan wadah dari pelepah dan daun pisang. Sementara menunya adalah nasi, sayur krawu dan lauk pauk tersebut.

Hidangan ini yang dikeluarkan oleh masing-masing keluarga yang kemudian disantap dipenghujung acara.

Uniknya, doa selamatan kampung tersebut dilakukan serempak dengan dipimpin oleh sesepuh melalui pengeras suara dari Masjid. Pemuka agama memanjatkan doa, agar sepanjang tahun masyarakat diberikan keselamatan dan rezeki yang melimpah.

“Jadi doa dipanjatkan melalui pengeras suara masjid, jadi warga memonitor suara lewat siaran pengeras suara Masjid agar bisa serempak,” ujar Kepala Desa Lemahbangkulon, Subandi kepada wartawan.

Pelaksanaan selametan barikan tersebut digelar setiap akhir bulan haji atau bulan Dzulhijjah dan menjelang memasuki bulan Muharram. Tradisi tersebut memang diselenggarakan di jalan raya dalam satu desa.

“Sejak saya kecil, tradisi selametan ini sudah ada dan terjaga sampai saat ini,” jelasnya.

Hidangan dalam selametan tersebut disantap bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga. Selain menyajikan nasi dan krawu, masyarakat juga memasak jenang suro yang dibagikan kepada seluruh warga. Sajian tersebut sengaja dibuat sebagai makanan penutup usai menyantap nasi ancak.

“Selametan ini sekaligus untuk ucapan syukur atas nikmat dengan harapan semoga tahun baru islam akan lebih baik dan warga desa dijauhkan dari bencana, marabahaya dan diberikan kesejahteraan,” terangnya.

Subandiyo menjelaskan, awalnya tradisi barikan tersebut hanya diselenggarakan di depan rumah masing-masing warga. Namun, untuk menunjukkan kekompakkan dan kebersamaan. Pemuda desa setempat berinisiatif dengan menjadikan selametan tersebut di sepanjang jalan.

“Kalau dulu tidak kompak, jadi masak dan dihidangkan untuk anggota keluarga sendiri-sendiri,” bebernya.

Sementara itu, kegiatan yang sama juga digelar oleh warga di Desa Balak, Kecamatan Songgon. Datangnya tahun baru islam diperingati bersamaan dengan selametan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan ke 75 Republik Indonesia (RI).

Suasana kekeluargaan menyantap nasi ancak juga dirasakan warga. Apalagi di santap di bawah penerangan lampu hias di sepanjang jalan yang penuh warna.

“Ini perasaan syukur kami sebagai warga menyambut tahun baru dan HUT Kemerdekaan. Semoga bangsa ini senantiasa diberikan keselamatan dan kesejahteraan,” pungkas Mastur warga Desa Balak.

Sumber: detik.com (dikutip sepenuhnya)

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :