Penyebaran virus Corona di Indonesia menjadi perhatian serius bagi Pondok Pesantren Tebuireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang yang kerap dikunjungi tamu dari berbagai daerah, termasuk peziarah ke wisata religy makam Gus Dur.
Untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona, pihak pengasuh Ponpes Tebuireng mengambil kebijakan untuk menutup area makam keluarga Tebuireng, yang didalamnya ada makam mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Keputusan penutupan area makam ini tertuang dalam Surat Nomor: 1524/VHIM 00 01/PENG/2020 Tangaal 14 Maret 2020 M/18 Rajab 1441 H, tentang Penutupan Sementara Komplek Makam Pesantren Tebuireng.
Dengan adanya surat penutupan ini, secara otomatis Wisata Religy Malam Gus Dur di Jombang Ikut ditutup sementara, dan bagi warga yang ingin menziarahi makam Gus Dur, maupun ziarah ke makam pendiri NU KH M Hasyim Asy’ari, makam KH Wahid Hasyim, dan makam KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) harus menunda dulu.
Lukman Hakim, Mundir Pembinaan Pesantren Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang menyatakan, penutupan area makam ini sebagai langkah antisipasi pencegahan dan penyebaran Virus Corona.
Dalam surat tersebut, pihak Pesantren Tebuireng menutup sementara makam masyayikh mulai hari Kamis, 20 Maret 2020, sampai waktu yang belum ditentukan. Namun Menurut Lukman Hakim, penutupan sementara diberlakukan hingga 26 April 2020.
Selain menutup area makam untuk masyarakat umum, pihak pesantren Tebuireng juga melakukan penundaan terhadap kegiatan pengajuan kunjungan ke pesantren dari pihak luar.
Sementara di internal pondok pesantren, para santri diimbau untuk tidak keluar kompleks pesantren, walaupun pada hari Jumat. Dan pihak pesantren juga akan menyediakan ruang isolasi yang bisa digunakan untuk menangani pasien yang perlu mendapat pemantauan atau pengawasan sebelum dirujuk ke rumah sakit.
Selain itu, semua orang yang masuk ke kompleks Pesantren Tebuireng, baik guru maupun santri diwajibkan cuci tangan memakai sabun pada tempat yang telah disediakan.
Pihak Pondok juga menyediakan ruang pemeriksaan dan menyiagakan petugas kesehatan dari Puskestren dan Puskesmas yang berjaga secara bergantian.
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona agar tidak sampai masuk ke lingkungan pesantren. Karena, di dalam pesantren terdapat ribuan Santri dari berbagai daerah dan mobilitas keluar masuk pesantren juga cukup tinggi, Sehingga perlu ada langkah Antisipasi penyebaran virus Corona yang serius.(tim/spo)
Redaksi : Suara Jawa Timur