Angin kencang menerjang kawasan perbatsan Jombang – Mojokerto. Akibatnya, beberapa rumah hingga pos kamling porak poranda pada Jumat sore (03/01/2020).
Informasi yang dihimpun suarajawatimur.com, beberapa bangunan yang diterjang angin kencang itu terjadi di Dusun Kaweden, Desa Balongwono, Kecamatan Trowulan, Mojokerto.
Sekitar 7 bangunan rumah, satu lumbung padi dan pos kamling rusak. Bahkan sebagian kendaraan milik warga juga tertimpa reruntuhan.
M. Zaini, Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto mengatakan, mayoritas bangunan yang diterjang angin kencang tersebut di bagian atap. ’’Rata-rata kerusakan pada bagian atap karena disapu angin,’’ ungkapnya.
Dia menghimbau, agar masyarakat tetap waspada dengan kondisi cuaca yang tak menentu pada bulan-bulan ini, termasuk ancaman angin kencang yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
’’Sesuai analisa cuaca, potensi bencanan cukup tinggi di beberapa bulan ke depan,’’ tambahnya.
Angin kencang itu terjadi sekitar pukul 15.45 WIB dengan disertai hujan lebat. Kerusakan akibat angin kencang yang terjadi di Kecamatan Trowulan tergolong sedang.
Sesuai data dilokasi, sembilan bangunan yang rusak menimpa rumah Jamani, Fidya, Tohari, dan Siswanto, lumbung Padi, dan Pos Kakmling. Sebaliknya untuk kerusakan parah menimpa rumah Sugiman, dan M. Zaelan.
Meski tak sampai ada korban jiwa, pemilik rumah terpaksa mengungsi ke rumah tetangga atau saudara untuk sementara waktu. ’’Sebagai tanggap darurat, mereka yang terdampak sudah kami beri bantuan terpal,” ujarnya.
Tak hanya merusak bangunan, Angin kencang yang berlangsung sekitar dua menit itu juga membuat sejumlah pohon tumbang dan pemadaman listrik di desa setempat.
’’Saat ini petugas di lapangan masih koordinasi dengan PLN karena sampai sekarang (tadi malam) masih padam,’’ tuturnya.
Sementara dari hasil mitigasi yang dilakukan BPBD, ada delapan wilayah dari 18 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Mojokerto berpotensi adanya angin cepat hingga angin puting beliung.
Dengan rincian, di wilayah Kecamatan Bangsal, Gondang, Kutorejo, Mojosari dan Pungging.
Sebaliknya, untuk di utara Sungai Brantas, terdapat di Kecamatan Dawarblandong, Kemlagi dan Jetis. Pemetaan ini hasil dari kajian. Selain itu, sejumlah wilayah itu sudah pernah terjadi.
’’Namun bukan berarti sejumlah wilayah bebas dari potensi bencana. Untuk itu kewaspadaan harus selalu ditingkatkan,’’ pungkasnya. (tim/spo)
Redaksi : Suara Jawa Timur