Dinas Kesehatan Kota Mojokerto membelanjakan kebutuhan obat untuk puskesmas sebesar Rp 1,1 miliar. Anggaran ini untuk membeli 75 jenis obat.
Kabid Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Mojokerto drg Citra Mayangsari mengatakan, proyek yang digunakan menyuplai kebutuhan obat-obatan tersebut mulai disorong ke meja lelang pada Juli lalu.
Setelah ditentukan pemenang, dari total 75 paket obat, ada satu jenis obat suplemen yang sudah tidak beredar di pasaran. ”Dari perencanaan, seharusnya ada 75 item. Ternyata saat dicek satu-satu, ada satu obat yang sudah tidak beredar di pasaran,” ujarnya.
Mantan Kepala Puskesmas Wates ini menyebutkan, pengadaan obat ini merupakan pengadaan rutin. Sedianya, 75 jenis obat ini bakal digunakan untuk menangani 144 diagnosa penyakit. Namun, karena satu jenis obat sudah tidak beredar, maka kebutuhan obat yang disuplai ke seluruh puskesmas hanya ada 74 jenis. ”Jadi, dari pengadaan obat ini, yang akan kita suplai ke puskesmas hanya 74 jenis,” ucap dia.
Baca Juga : Belajar dari Pengalaman Langsung Kesembuhan Penyintas Covid-19
Menurut Citra, berkurangnya satu jenis obat dari proyek pengadaan ini tidak berpengaruh signifikan bagi kebutuhan obat di puskesmas. Sebab, obat yang sudah tidak beredar tersebut merupakan tablet suplemen. Sehingga, untuk alternatifnya bisa digantikan dengan jenis lain. ”Jenisnya ada banyak untuk subtitusi. Yang jelas, kita harus tetap lihat stok yang dimiliki puskesmas,” paparnya.
Disinggung terkait progres pengadaan obat ini, Citra menuturkan, sejauh ini pihaknya masih menunggu pengiriman dari penyedia. Proyek tersebut dimenangkan oleh CV Wahana Pembangunan asal Brebes, Jawa Tengah. Dia memastikan puluhan jenis obat yang dibelanjakan dari anggaran pendapatan belanja daerah tersebut didistribusikan ke puskesmas dalam waktu dekat. ”Bulan ini akan segera didistribusikan ke puskesmas sesuai dengan stok kebutuhan masing-masing puskesmas,” pungkasnya. (Tim/Sam)