Perempuan Lulusan SMA Ini Jadi Tokoh Inspiratif Pendidikan di Mojokerto

Lebih lanjut, ibu rumah tangga berusia 50 tahun ini memang dikenal aktif di berbagai kegiatan masyarakat. Terkait program Pemkot Mojokerto, ia aktif menjadi kader motivator serta ketua RW di lingkungan tempat tinggalnya.

“Jadi ibu rumah tangga bukan perkara mudah. Ia tidak sekadar tinggal di rumah, melakukan pekerjaan domestik. Tapi juga bersosialisasi dengan masyarakat dan berusaha untuk menebar manfaat sebanyak-banyaknya,” tegas Pitra.

Pitra juga diketahui aktif berpartisipasi dalam pergerakan akar rumput melalui JPPRI (Jaringan Perempuan Pekerja Rumahan Indonesia). Organisasi kepanjangan tangan ILO (International Layout Organization-organisasi buruh internasional di bawah PBB) ini merupakan wadah bagi para pekerja perempuan rumahan untuk memperjuangkan haknya sebagaimana pekerja pada umumnya. Ia menjabat sebagai Ketua JPPRI (Jaringan Perempuan Pekerja Rumahan Indonesia) Mojokerto, wakil ketua pada tingkat Jawa Timur, serta sekretaris di tingkat Nasional.

Meski memiliki berbagai tanggung jawab di masyarakat, Pitra mengaku tak lantas menomorduakan keluarga.

“Kuncinya memang di komunikasi. Saya dan suami sudah komitmen sejak awal. Saya tidak bekerja, tapi aktif di masyarakat. Jadi tantangannya mengatur keuangan dan manajemen waktu,” tuturnya.

Menurutnya, berapa pun penghasilan sang suami yang sehari-hari bekerja sebagai guru di sebuah sekolah dasar harus dikelola agar cukup. Tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari, melainkan juga ditabung.

Selain itu, ia pun mengatur pembagian waktu dengan selalu berusaha menerapkan disiplin waktu di keluarganya. Malam hari sejak memasuki Magrib menjadi waktu keluarga bagi dirinya dan keluarga.

“Kami biasakan salat berjamaah, kemudian disempatkan waktu berbincang. Membahas berbagai hal dengan seluruh anggota keluarga,” ujar Pitra.

Lebih lanjut, ibu satu putra ini menilai dalam sebuah keluarga, nilai-nilai agama serta pemahaman terhadap masing-masing hak dan kewajiban anggota keluarga menjadi landasan penting dalam membangun keluarga.

“Fondasi agama ini penting, karena ketika kita dihadapkan berbagai perubahan, patokannya ya ajaran agama. Kemudian, ketika orang tua dan anak paham hak dan kewajiban, orang tua bertanggung jawab atas anak. Anak tetap hormat, patuh, tapi suara mereka juga didengar, tidak merasa terbebani,” pungkasnya.(tim/Sam)

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :