Kepala desa Banjarsari, Fatkhul Huda meminta maaf dan mencabut surat permintaan bingkisan Lebaran (THR) yang telah disebar ke 7 pelaku usaha termasuk minimarket itu.
Informasi yang dihimpun oleh suarajawatimur.com, Huda tak menyangka surat tersebut membuat gaduh. Banyak pihak yang menyayangkan dibuatnya surat tersebut. Terlebih di tengah ekonomi warga yang terdampak pandemi COVID-19.
Ia merasa ada pihak tak bertanggung jawab yang memperkeruh suasana setelah dibuatnya surat permintaan bingkisan Lebaran tersebut. Namun kades ini tak ingin semakin gaduh. Maka dari itu ia memilih meminta maaf dan mencabut surat tersebut.
Huda tidak mengambil kembali surat yang telah disebar ke 7 pelaku usaha termasuk minimarket itu. Namun pihaknya tidak akan menerima jika ada pengusaha yang memberikan bingkisan Lebaran, karena menganggap surat tersebut telah dicabut.
“Karena kondisinya seperti saat ini akhirnya kita cabut atau batalkan saja,” jelas Huda, Selasa (4/5).
“Saya minta maaf atas kegaduhan ini. Jujur saya baru menjabat jadi kades kurang lebih setahun. Jadi belum banyak paham tentang aturan. Sekali lagi saya minta maaf,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, sepucuk surat yang ditandatangani Kades Banjarsari beredar luas. Surat itu berisi permintaan bingkisan Lebaran (THR) ke para pengusaha.
Surat itu dibuat pada 26 April lalu dengan nomor 141/501/412.411.2001/2021. Surat tersebut ditujukan kepada pengusaha mini market di desa tersebut.
“Sehubungan dengan semakin dekatnya Hari Raya Idul Fitri, untuk itu mari kita hormati dan membangun kebersamaan antara perusahaan di lingkungan Banjarsari dan Pemerintah Desa Banjarsari. Kami memohon kepada perusahaan dan pengusaha yang berada di lingkungan Desa Banjarsari untuk sudi kiranya memberikan bingkisan hari raya atau dapat berupa uang tunai. Dengan jumlah kepala desa, perangkat desa (10 orang), BPD (9 orang), petugas kebersihan (3 orang), Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas (2 orang),” berikut isi surat yang beredar.(Mya/tim)
Redaksi : Suara Jawa Timur
Sumber : Detik.com (naskah berita asli)