Ponorogo – RSUD dr Harjono Ponorogo mengaku mengalami penurunan pendapatan imbas warga enggan berobat. Alasannya, banyak warga yang takut ke rumah sakit di tengah pandemi COVID-19. Penurunan sebanyak 46,9 persen dibanding sebelum pandemi COVID-19.
“Hari ini total tempat tidur ada 387, hanya terisi 144 dan kosong 243,” tutur Dirut RSUD dr Harjono Ponorogo, dr Made Jeren kepada wartawan, Rabu (19/8/2020).
Made menambahkan pada bulan Januari hingga Maret RSUD menerima 6.121 pasien dengan rata-rata 2.000 pasien/bulan. Sedangkan bulan April hingga Juli saat pandemi COVID-19, total ada 3.245 pasien dengan jumlah rata-rata 1.000 pasien/bulan.
“Penurunan sebanyak 46,9 persen dibandingkan antara sebelum dan sesudah pandemi COVID-19,” terang Made.
Namun menurut Made, selama ini masyarakat diedukasi untuk stay at home. Pun juga dianjurkan untuk menunda ke dokter maupun ke rumah sakit jika tidak benar-benar dibutuhkan.
“Itu dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19,” imbuh Made.
Made menegaskan pihaknya tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat bahkan akses antara pasien COVID-19 dengan non COVID-19 pun dibedakan.
“Meski RSUD merupakan rumah rujukan COVID-19, rumah sakit kita ini luas sekitar 6 hektar. Relatif bisa mengisolasi area pelayanan antara COVID-19 dan non COVID-19,” jelas Made.
Selain itu, lanjut Made, sejak awal pandemi COVID-19 hingga saat ini tidak ada kasus ditemukan nakes RSUD terpapar COVID-19. Ini menunjukkan nakes menjaga protokol kesehatan dengan disiplin tinggi.
“Seperti ruang IGD, perawatan bahkan ruang operasi antara pasien COVID-19 dan non COVID-19 juga terpisah,” papar Made.
Made pun berharap masyarakat agar tidak takut lagi berobat ke RSUD dr Harjono Ponorogo. Meski rumah sakit yang dituju merupakan rumah sakit rujukan COVID-19.
“Beberapa waktu lalu, kita lakukan screening terhadap seluruh karyawan RSUD hasilnya negatif,” pungkasnya.
Sumber: detik.com (dikutip sepenuhnya)