Malang – Gerakan 26 juta masker diinisiasi Pemprov Jawa Timur secara resmi diluncurkan Mendagri Tito Karnavian dan Ketua Umum TP PKK di Pendopo Pemkab Malang, Jumat (7/8/2020).
Launching Gerakan 26 juta Masker dihadiri juga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum TP PKK Tri Tito Karnavian, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Emil Dardak, Bupati Malang Sanusi, Wali Kota Malang Sutiaji, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko.
Selain itu, acara Launching Gerakan 26 juta Masker dihadiri oleh seluruh bupati dan wali kota lainnya Se-Jawa Timur melalui video conference.
Dalam sambutannya, Tito mengapresiasi langkah Pemprov Jawa Timur atas gerakan 26 juta masker untuk memutus sebaran COVID-19.
“Saya bahagia disini, ada gerakan 26 juta masker. Sebelumnya, saya juga hadiri launching 25 juta masker di Indramayu,” ungkap Tito.
Menurut Tito, hal yang terpenting adalah bagaimana masyarakat mau memakai masker. Karena berbicara Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia. Apalagi, Jawa Timur memiliki jumlah penduduk mencapai 40 juta jiwa.
“Persoalannya bagaimana orang mau pakai masker. Ini bicara negara besar nomor 4 di dunia. Diperlukan kesungguhan pemerintah pusat yang diteruskan pemerintah daerah juga all out,” kata Tito.
Tito berharap, gerakan 26 juta masker bisa terdistribusi maksimal kepada masyarakat. Karena langkah efektif melawan sebaran virus COVID-19 adalah dengan empat langkah yakni memakai masker, jaga jarak, cuci tangan serta menghindari kerumunan.
“Memakai masker adalah langkah paling efektif, selain jaga jarak, dan cuci tangan. Dan sekarang tinggal bagaimana 26 juta masker ini terdistribusi dan diterima oleh masyarakat,” tegas mantan Kapolri ini.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Jawa Timur diatas rata-rata presentase nasional.
Di Jawa Timur, kata Khofifah, tingkat kesembuhan pasien COVID-19-nya adalah 69,3 persen. Sementara nasional adalah 63,7 persen.
“Jadi tingkat kesembuhan di Jawa Timur ini rata-ratanya 5 persen lebih tinggi dari nasional. Ini cukup bagus. Dan ini semua karena tenaga kesehatan yang cukup baik merawat para pasien COVID-19,” kata Khofifah.