Mojokerto – Muhammad Ridwan (38) dibunuh saat keluar dari pabrik sosis di Wonoayu, Sidoarjo untuk beristirahat dari pekerjaannya. Kini polisi menelusuri jejak korban pada jam istirahat tersebut.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Rifaldhy Hangga Putra mengatakan korban berangkat dari rumahnya di Dusun/Desa Singkalan, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo pada Jumat (12/6) sekitar pukul 22.00 WIB. Karena jam kerja korban pada sif malam saat itu dimulai pukul 23.00 WIB.
Saat itu, Ridwan mengendari sepeda motor Honda Vario nopol W 6078 BE menuju ke tempat kerjanya di pabrik sosis Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Rekan kerja korban memastikan bapak satu anak itu sempat bekerja sekitar 3 jam. Baru pada Sabtu (13/6) pukul 02.00 WIB, korban keluar dari pabrik untuk beristirahat.
“Pabrik tersebut sistemnya agak longgar. Pada jam istirahat itu korban keluar dari pabrik membawa sepeda motornya,” kata Rifaldhy kepada wartawan di Mapolres Mojokerto, Jalan Gajah Mada, Kecamatan Mojosari, Senin (22/6/2020).
Saat keluar dari pabrik pada jam istirahat itulah, korban dibunuh. Karena Ridwan tidak pernah kembali ke pabrik setelah jam istirahat berakhir.
Karyawan tetap pabrik sosis ini ditemukan tewas di sawah Dusun Tinggar, Desa Tinggarbuntut, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto sekitar pukul 06.00 WIB. Seharusnya Ridwan masih bekerja di pabrik pada jam tersebut. Karena jam kerjanya baru berakhir pukul 07.00 WIB.
“Itu yang menjadi sasaran kami setelah dia istirahat jam dua itu. Kami kumpulkan segala informasi. Korban keluar dengan siapa, ke mana, melakukan apa? Itu yang kami telusuri,” terang Rifaldhy.
Sejauh ini, polisi telah memeriksa 10 saksi terkait tewasnya Ridwan. Mulai dari keluarga korban, rekan kerja, hingga warga yang menemukan mayatnya di sawah Dusun Tinggar. Namun, petugas belum menemukan orang yang bersama korban pada jam istirahat.
“Akan kami mintai keterangan saksi yang lain, tapi masih rencana. Siapapun yang ada komunikasi dengan korban kami curigai,” jelas Rifaldhy.
Ridwan ditemukan tewas dengan luka di bagian perut sehingga ususnya terburai. Sepeda motor, helm dan ponsel korban tidak ditemukan di tempat penemuan mayat. Polisi hanya menemukan dompet di saku belakang sebelah kanan celana korban. Dompet tersebut berisi kartu identitas, uang Rp 261.000 dan STNK sepeda motor milik korban.
“Ponsel dan sepeda motor korban belum kami temukan,” tegas Rifaldhy.
Sampai hari ini, tambah Rifaldhy, pihaknya belum menerima hasil autopsi jenazah Ridwan dari RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Sidoarjo. Sehingga penyebab tewasnya korban belum bisa dipastikan.
“Sementara kasat mata ada luka di perut sampai ususnya terburai. Hanya itu saja. Secara detil dari sisi medis, kami menunggu hasil autopsi,” tandasnya.
Ridwan diduga dibunuh dengan cara ditusuk perutnya menggunakan senjata tajam di tempat lain. Setelah tewas, barulah jasadnya dibuang di sawah Dusun Tinggar.
Karena celana dan sepatu korban terkena lumpur. Sementara sawah tempat mayat Ridwan ditemukan dalam kondisi kering. Selain itu, tak ditemukan bercak darah dan jejak pergumulan di lokasi tersebut.
Sawah tempat penemuan mayat Ridwan jauh dari permukiman penduduk. Yaitu sekitar 450 meter di sebelah selatan Dusun Tinggar dan sekitar 200 meter di sebelah utara Dusun/Desa Pekuwon, Kecamatan Bangsal. Akses jalan tanah ke lokasi sulit jika dilalui mobil karena tak begitu lebar.