Peredaran narkoba di Jawa Timur tahun 2020 ini memprihatinkan, karena mengalami peningkatan yang signifikan.
Informasi yang dihimpun suarajawatimur.com, pengungkapan yang terjadi di Kota Surabaya, terhitung sejak 1 Januari – 17 Februari 2020, sedikitnya ada 153 kasus narkoba yang diungkap, dengan jumlah tersangka mencapai 200 orang. Barang buktinya 32,2 kilogram sabu-sabu dan 32,82 gram ganja.
Irjen Pol Luki Hermawan Kapolda Jatim mengatakan, angka itu lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya di periode yang sama. Selain kasus dan barang bukti narkoba meningkat, jumlah pelaku yang ditindak tegas oleh polisi juga tidak kalah banyak.
Tahun 2019, ada 3 pelaku kasus narkoba di Jatim yang ditembak mati. Satu pelaku di Mojokerto, dan dua pelaku di Surabaya. Sedangkan tahun ini, yang baru berjalan 1,5 bulan sudah ada 2 pelaku yang ditembak mati di Surabaya.
Modus pelaku juga semakin beragam dan nekat. Seperti yang dilakukan seorang kurir berinisial LA warga Batam. Perempuan berusia 29 tahun itu nekat menyelundupkan sabu-sabu asal Malaysia ke Surabaya, dengan menyembunyikannya di alat kelaminnya.
“Ini sungguh luar biasa pengungkapannya. Walaupun kami juga agak prihatin, karena Jatim menjadi distribusi yang sungguh luar biasa dari kelompok jaringan internasional. Mau tidak mau, kita dengan aparat akan perang terhadap narkoba,” kata Kapolda, Selasa (18/2/2020).
Selain Surabaya, masih kata Kapolda, wilayah lainnya seperti Madura juga kerap menjadi target peredaran narkoba. Tidak hanya pelaku jaringan internasional, tapi ada juga yang melibatkan bandar narkotika jaringan Aceh dan lapas.
Untuk itu, dia menyatakan perang terhadap narkoba dengan menggandeng berbagai elemen. Seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lainnya. Kapolda juga mengatakan, tidak segan melakukan tindakan tegas terukur kepada pelakunya.
“Untuk seluruh jajaran Polda Jatim, itu ada 713 tersangka dari Januari sampai sekarang yang kami amankan. Sangat prihatin, itu tersangka dari 500 sekian kasus. Ya memang meningkat tajam,” kata dia.
“Tadi malam saya dapat laporan, ada pengembangan. Jaringan ini ada di wilayah Kediri. Jadi kasus narkoba ini akan terus berkembang,” tandasnya. (tim/spo)
Sumber : suarasurabaya.net
Redaksi : Suara Jawa Timur