Kasus dugaan perundungan yang dialami oleh seorang siswa SMP Negeri di Kota Malang hingga mengakibatkan jari tangan korban diamputasi, ternyata terus dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian.
Informasi yang dihimpun suarajawatimur.com, Polresta Malang Kota akan melakukan pemeriksaan terhadap kepala sekolah, wakil kepala sekolah hingga dua orang guru BK (Bimbingan Konseling).
Kombes Pol Leonardus Simarmata Kapolresta Malang Kota mengatakan, petugas sudah menemukan alat bukti, sehingga petugas melakukan pemeriksaan dari pihak sekolah. “Kami sudah menemukan dua alat bukti dan rencana tindak lanjut, hari ini kami melakukan pemeriksaan dari pihak sekolah,” terangnya, Rabu (05/02/2020).
Leonardus yang akrab disapa Leo mengatakan, pihak sekolah akan dimintai keterangan terkait dugaan perundungan yang dialami oleh siswa berinisial MS (13). Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan tambahan terhadap terduga pelaku kekerasan, termasuk dari keluarga korban.
“Sampai saat ini kami belum bisa meminta keterangan dari korban. Kami menunggu pemulihan, termasuk psikologis korban,” katanya.
Kata Leo, sejauh ini 15 orang saksi sudah diperiksa. Berbekal pemeriksaan dan hasil visum, Polresta Malang Kota meningkatkan status kasus itu dari penyelidikan menjadi penyidikan.
“Saat ini kami fokus pada peristiwa yang terjadi pada 15 Januari 2020. Kita fokus terhadap kekerasan itu dahulu, kita akan mengambil keterangan dari pihak sekolah,” tandasnya.
Leo juga mengaku, pihaknya akan memberikan pendampingan terhadap MS hingga benar-benar pulih. Pendampingan nantinya juga melibatkan psikolog, Unit Pelayanan perempuan dan Anak (PPA), serta Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
“Pendampingan lebih kepada korban, sementara untuk terduga pelaku akan didampingi pihak keluarga,” ujarnya.
Sekedar informasi, MS (13) merupakan korban perundungan yang mengalami luka memar di beberapa bagian tubuhnya. Siswa SMP itu harus diamputasi jari tengah tangan kanannya akibat luka yang cukup parah. Dia diduga menjadi korban perundungan dari kakak tingkat di sekolahnya yang berjumlah tujuh orang anak. (tim/spo)
Redaksi : Suara Jawa Timur
Sumber : suarasurabaya.net